Friday, March 30, 2012

Pemenang Dija's Second Birthday Giveaway

Alhamdulillaaah... Giveaway Dija yang ketiga sudah berakhir. A really big thanks kepada para peserta : Mami Zidane, Wulan, Una, Yuanitacik, Bunda NayCarissa, Baby Alika, Rahma, Arman, Ummi Nabil, Rizky/Sarah, Mama Kinan, Ibu DzakyFaiRaffa, Ridha Alsadi, YangYonk, Achen, Reni, Popi, Dey, Vera, Kelor, Kania, Ajeng, Dewi, Lidya, Shasa, Aishi Lely, Effie Netta, Andini, Ethie, OctaRezka, Hana, Yunda Hamazah, Valeska dan Syifa. Terima kasih juga pada semua blogger yang sudah memberikan ucapan selamat ulang tahun untuk Baby Dija.

dari 34 peserta, sepertinya hanya 17 yang jawabannya betul semua. Jawaban TERBAIK bisa dilihat disini.  Kemudian dari 17 itu dipilih 13 yang terbaik. Inilah mereka :




2  Pemenang Utama
mendapatkan sehelai kain batik tulis madura




2  Runner-Up
mendapatkan sebuah tas tenun




6 Second Runner-Up
medapatkan sebuah pom pom pillow





3 Third Runner-Up
mendapatkan 30 lembar sticker buku



Selamat kepada para pemenang....
Mohon segera mengirimkan alamat dan nomor telpon/ponsel ke email: yellowupyourlife@gmail.com
Khusus kepada third runner-up, mohon mencantumkan NAMA (+alamat)  yang diinginkan untuk dicetak dalam stickernya.

Monday, March 19, 2012

The Gifts for The Second Birthday Giveaway on Baby Dija Blog

Seperti yang sudah aku janjikan....inilah saatnya bagi-bagi kebahagiaan sebagai rasa syukur tak terkira atas semua yang sudah Allah berikan, terutama karena sebentar lagi Baby Dija akan merayakan ulang tahunnya yang ke 2. Alhamdulillah..Alhamdulillaaaah...

Tak perlu berlama lama lagi, Baby Dija dan YellowLife akan membagikan beberapa barang kecil. Mari kita lihat satu persatu:

1. Batik Tulis Madura.
ada 2 lembar kain batik tulis Madura yang bisa diperebutkan. Masing-masing sepanjang 2 meter. Yang sebelah kiri berwarna hijau daun cerah, dengan motif  telor cinta. Dan yang sebelah kiri berwarna merah bata bermotif bunga salur. Keduanya bisa dipakai oleh perempuan maupun laki-laki.

Hadiah batik tulis madura ini disponsori oleh LIB collection.  Follow blognya disini, LIKE facebooknya disini



2. Tas Tenun
Batik sudah mendapatkan hati seluruh masyarakat Indonesia, Batik juga sudah mendapatkan pengakuan dari Unesco. Sekarang saatnya untuk mempopulerkan kekayaan kain-kain tradisional Indonesia yang lain. Salah satunya adalah kain tenun.

Tas batik sudah biasa kan? Yang luar biasa adalah Tas Kain Tenun. Jelas tidak kalah cantik dengan kain batik. Motifnya sederhana, tapi dibuat dengan susah payah oleh pengrajin kain tenun.

Tas Tenun ini berukuran sedang,  dilengkapi resleting, dan bisa dipakai untuk membawa map. Cocok pula jika dibawa piknik atau bersantai di mall. Sebagai hiasan, aku menambahkan bros bunga rajut berwarna-warni yang sangat cantik. Bisa dilepas dan dipasang dimanapun sesuka hati.



3. Pom Pom Pillow
Bantal-bantal yang lucu banget kan???? Coba bayangkan memeluknya saat tidur, atau ketika menonton tv.
PomPomPil ini tersedia dengan 3 warna yang romantis sekali. Ungu berbunga-bunga putih, Krem berornamen coklat, dan soft pink salur bertabur bunga.

Teman-teman blogger bisa menghadiahkannya kepada orang-orang terkasih, atau memilikinya sendiri. Its all up to you!


4. Book Sticker
Banyak sekali giveaway di dunia blog berhadiah buku. Pasti hampir semua blogger yang rajin menjadi peserta sayembara-sayembara seperti itu pernah mendapatkan hadiah buku kan?
Maka, kali ini aku tidak akan membagikan buku gratis lagi, tetapi sticker untuk koleksi buku teman-teman blogger. Sticker ini tentu tidak hanya akan menghiasi buku-buku kita, tetapi juga akan memuat nama-alamat kita sebagai pemilik buku. Jadi mempekecil resiko kehilangan buku ketika buku kita dipinjam teman, setidaknya ada identitas kita terpampang indah di buku itu.


Design yang tiada duanya, karena dibuat khusus untuk para pemenang The Second Birthday Giveaway di Baby Dija. Masing-masing pemenang akan mendapatkan sebundel sticker berisi 30 lembar.



Yup, thats it.. itulah hadiah yang akan segera dibagikan. Segere meluncur ke Blog Dija ya, karena giveawaynya hanya berlangsung 3 hari !!!! buruaaaannn



Sunday, March 11, 2012

(sisa kemegahan) Soerabaia Masa Lampau



Siapa yang tak kenal lagu Jembatan Merah?
Lagu keroncong yang mendayu-dayu,  berkisah tentang sepasang kekasih yang terpisah. Terdengar sangat romantis ya...

Jembatan Merah dibangun pada 11 November 1743 atas perjanjian Mataran dan VOC. Dengan umur yang sudah sangat-sangat tua itu, tentu saja Jembatan Merah tidak hanya menyimpan kisah kisah romantis, tetapi juga kisah-kisah sejarah dan politik yang teramat sangat penting bagi bangsa ini. (Baca: Ledakan Granat di Jembatan Merah)

Yang paling terkenal tentu saja adalah pertempuran 10 November, dimana Arek-arek Suroboyo bertempur habis-habisan hingga berhasil menewaskan pucuk pimpinan tentara Inggris (sekutu) Brigadir Mallaby. Saking hebatnya pertempuran itu, jembatan yang aslinya tidak berwarna merah, bermandikan darah para pejuang kemerdekaan. Karena itulah Jembatan itu lebih dikenal dengan sebutan Jembatan Merah.

(coba baca juga :  Mallaby Tewas gara gara anak buah sendiri )



Dilihat dari lagunya, memang benar, Jembatan Merah dipagari oleh gedung-gedung megah. Tidak semua gedung-gedung megah itu dirawat dengan baik. Beberapa gedung yang beruntung, masih dijadikan kantor-kantor penting. Lainnya bernasib kurang baik karena hanya dijadikan gudang,maklum saja... Kawasan Jembatan Merah di Surabaya termasuk segitiga emas, pusat bisnis dan pecinan.

Lalu Bagaimana kabar Jembatan Merah kini?
Alhamdulillah masih kokoh, secara teratur dicat merah oleh pemkot Surabaya.
Jembatan yang awal pembuatannya hanya dari kayu, dan mengalami pemugaran berkali-kali ini, kini setiap hari dilewati oleh ribuan manusia. Semoga jembatan ini tetap kokoh sampai kapanpun.



Mengingat pertempuran Arek Suroboyo yang sangat luar biasa, dan banyak korban tewas di Jembatan Merah, aku jadi ingin melihat makam para pejuang. Tapi dimana-mana makam pahlawan bentuknya sama saja. Lebih asyik jika jalan-jalan mengenang kemegahan kota tua Surabaya berlanjut ke Taman Makam Belanda di kawasan Peneleh.




 Dibangun pada tahun 1814 dengan luas sekitar 5,4 hektar. Nama resminya adalah De Begraafplaats Peneleh Soerabaja.

Makam ini ditengarai sebagai makam modern tetua di Indonesia dan bahkan di beberapa negara tetangga. Mari kita bandingkan dengan Ford Canning Park di Singapore 1826, Gore Hill Cemetery Sidney 1868, Mount Auburn Cemetery Cambridge 1831, dan Arlington National Cemetery Wasington DC 1864. Tampaknya Makam Peneleh hanya kalah tua oleh Pere La Chaise Cemetery Paris yang dibangun tahun 1804.
(baca: Menyusuri Jejak Masa Lalu )




Membayangkan makam ini pada masanya dulu, pastilah sebuah taman makam yang sangat indah dan megah. Bangunan-bangunan makam yang sudah berusia hampir  200 tahun itu kini masih juga menyisakan guratan guratan kemegahannya. Jika dilihat lebih teliti, makam ini sangat tertata dengan baik. Bahkan setiap makam ada nomor urutnya. Sayang sekali, nomor urut yang terletak di bagian bawah itu banyak yang hilang/ copot.




Gedung berpilar itu, menyimpan banyak sekali cerita. Coba datang sendiri kesana, dan tanyakan kisahnya pada penjaga makam. Hehehee.. sengaja membuat panasaran saja.



Perhatikan pula nisan-nisan indah di kompleks makam ini. Aku suka membaca tulisan tulisan disana. Hampir semuanya bertuliskan bahasa Belanda, itu artinya pemilik makam adalah warga Belanda. Tapi ada satu atau dua makam yang bertuliskan huruf cina.



Ukiran-ukiran yang terdapat pada nisan makam juga sangat luar biasa indah. Seperti ornamen kupu-kupu... juga gambar tengkorak...









Satu nisan yang membuatku sangat penasaran. Tulisan latin Amavimus Amamus Amarimus di nisan ini terlihat merdu sekali kan? Sepulang dari makam, aku segera mencari artinya di internet. Tapi yang kutemukan adalah satu keganjalan. Coba lihat disini.  Apakah menurut teman-teman, keluarga mendiang Charles Dallas Halliburton ini salah tulis???


Tapi dari sekian banyak nisan.... ini yang paling kusuka.

Coba lihat foto dibawah ini. Mengingatkanku pada sebuah karangan bunga. Indah sekali kan???


Sayangnya... lagi-lagi kisah klasik situs situs bersejarah di Indonesia, Makam Peneleh ini kondisinya sangat sangat memprihatinkan. Lokasi makam yang seharusnya bersih, kini dijadikan tempat bernaung bagi tunawisma. Banyak dari mereka yang tinggal di kompleks makam ini dengan mendirikan rumah-rumah kardus. Ada pemandangan jemuran baju di satu sisi... sementara di sisi lainya, puluhan kambing dan ayam dengan tenangnya  merumput.



Kondisi beberapa makam malah lebih mengenaskan. Ada yang menjadi korban pencurian, namun ada pula yang "dirusak" oleh ahli warisnya sendiri. Maklum saja, orang-orang Belanda tidaklah nyaman berziarah ke makam nenek moyangnya jika makamnya kumuh dan pesing. Maka beberapa dari mereka memilih untuk mengambil tulang belulang nenek moyangnya, dan memboyongnya ke negeri asalnya. 

Coba lihat ketiga patung malaikat ini...kasihan sekali mereka.... kehilangan kepala.


Tapi ada angin segar berhembus... sedikit melegakan, meskipun sudah isu lama.
Tahun 2008 Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Surabaya diberitakan sedang menggodok rencana revitalisasi makam ini agar menjadi tujuan wisata historis.DKP berharap PBB dan Pemerintah Belanda mendukung rencana tersebut.
Dahulu memang Pemerintah Belanda rutin mengirimkan bantuan dana untuk perawatan makam. Tapi beberapa tahun terakhir bantuan itu dihentikan. hhm... Kita lihat saja bagaimana hasilnya.







A Big Thanks to Adik-adikku: Nona dan Dara
yang sudah membantuku berburu foto Jembatan Merah dan Makam Peneleh.




“Tulisan ini diikutkan  pada Giveaway Pertama di Kisahku bersama Kakakin “

Thursday, March 8, 2012

Berburu Batik Madura



Batik Tulis Madura, sudah lama menjadi incaranku. Alhamdulillah akhirnya bisa berburu langsung ke Madura.
Agak susah sebenarnya, berbelanja batik di pasar tradisional semacam ini. Karena rata rata mereka lebih fasih berbahasa madura dibanding berbahasa indonesia. Agak menyesal sih, kenapa gak dari dulu belajar bahasa madura, hehehehehee..... secara, punya beberapa teman madura, tapi gak pernah dimanfaatkan sedemikian rupa untuk diserap ilmu bahasanya. Hehehehe


So.. hari itu, aku benar-benar terpuaskan. Meskipun isi dompet dikuras habis.... tapi rasanya worth it banget. Membeli batik tulis madura langsung ke produsennya, pastilah jauh lebih murah ketimbang batik tulis yang sudah di butik-butik besar. Apalagi yang kutemui disana bukan hanya satu atau dua produsen... tapi banyaaak. Seperti anak kecil di toko permen, rasanya aku pingin borong semuanya!



Di Madura sendiri, memiliki banyak sekali style batik. Setiap daerah bisa sangat berbeda. Daerah pedalaman Madura coraknya lebih klasik dengan warna yang cenderung lebih redup (misalnya bisa ditemui di Tanjung Bumi Bangkalan). Sedangkan batik pesisiran Madura warnanya lebih menyala dan coraknya lebih eksperimental  (seperti batik pamekasan) . Meski begitu, ciri khas Batik Madura secara keseluruhan adalah banyaknya tarikan garis pada motifnya, dan warna yang menyala. Seringnya  ada warna merah yang kuat dalam setiap design batik Madura, sebagai penggambaran karakter masyarakat Madura itu sendiri yang Kuat dan Keras.



Oh ya, aku juga memperhatikan... banyak penjual yang memakai batik hasil karyanya. Semuanya bagus-bagus... tapi yang paling bagus adalah seorang pemuda yang berhasil aku curi fotonya. Coba perhatikan kemeja batiknya. Dengan warna dasar biru keabu-abuan, bermotif salur daun kecil kecil berwarna shocking pink!!!  kesannya romantis romantis gimanaaaaa gitu, hehehehhehehee.... tapi tetap tidak menghilangkan sisi maskulinnya kan? Maksudku, meskipun dia memakai batik bercorak pink, tidak menjadikanya jadi "kewanitaan". Sang Pemuda malah terlihat tampan lhooo...

I really love you Mas, Hahahaha.... maksudnya.... I really love your shirt, Mas!!!



Pasti banyak yang pingin dapet oleh-oleh batik tulis madura kan???
Tenang.... tunggu tanggal mainnya, aku akan memberi "cipratan batik"  hihihihi
. Ikuti terus YellowLife yaaa

Monday, March 5, 2012

Nasi Jajan Madura

Apa menu sarapan paling populer di Madura?
Jawabannya pastilah Nasi Jajan   (baca: Nase Jejen)




Kami tiba di Madura pagi. Tentu saja dalam kondisi belum sarapan pagi. Oleh Pamanku yang sering sekali ke Madura, Kami diajak ke sebuah warung mini di sebuah sudut kota Pamekasan. Warungnya meriah sekali, dindingnya dicat warna kuning menyala dan biru terang, lengkap dengan motif batik bunga-bunga. Konon katanya, disinilah Nasi Jejen paling enak se-Pamekasan berada. Sayangnya, aku lupa mencatat alamat warung itu.




Ketika kami menunggu Sang Ibu penjual nasi jejen melayani pesanan kami, beberapa orang pembeli berdatangan untuk mengantri. Rupanya warung ini laris sekali. Setiap orang minimal membeli 2 bungkus nasi jejen. Lainnya bahkan bisa lebih dari 5 bungkus. Jadi semakin penasaran.. apa istimewanya Nasi Jejen ini ya?

Ternyata... Nasi Jejen sangat sederhana. Terdiri dari sekepal nasi putih yang pulen sekali, kemudian ada 2 iris daging sapi yang agak tipis dengan bumbu orange kecoklatan yang kental. Rasanya gurih dan asin. Kemudian ditambah dengan dendeng daging sapi yang SUPER TIPIS yang dipenuhi dengan parutan kelapa goreng (semacam serundeng) dengan aroma yang benar-benar mengundang selera!!!!

Thats it, itu saja. Sederhana sekali kan?
Tapi rasanya benar-benar menyenangkan!!!



Nasi Jejen bisa ditemui di banyak sudut kota-kota di Madura. Ada yang dijual di warung permanen, ada yang dijual di pinggir-pinggir jalan, bahkan ada pula yang dijual keliling oleh ibu-ibu madura dengan cara menyunggi (meletakkan barang jualannya di atas kepala).

Jadi... jika teman-teman berkunjung ke Madura, Jangan lupa untuk mencicipi "Rasa Yang Menyenangkan" dari Nasi Jejen.

Friday, March 2, 2012

Suramadu Bridge



Kemarin... untuk kesekian kalinya aku bertemu dengan Suramadu, jembatan yang menghubungkan Surabaya dengan Pulau Madura ini sampai sekarang masih menjadi jembatan terpanjang di Indonesia, sekitar 5,348 kilometer. Dengan biaya Rp. 4,5 Triliun, Pembangunan Jembatan ini diresmikan oleh Megawati. Dan Pembukaannya diresmikan oleh Susilo Bambang Yudhoyono.




Tujuan utama pembangunan jembatan ini sebenarnya adalah untuk menunjuang percepatan pembangunan di Pulau Madura yang sedikit tertinggal dibandingkan kawasan Jawa Timur lainnya. Dengan adanya Jembatan Suramadu, kita hanya membutuhkan waktu 5 menit saja untuk melintasi selat madura. Lebih cepat dan praktis dibandingkan jika harus melewatinya menggunakan kapal feri.

Tapi ternyata.. Jembatan Suramadu lebih dari itu. Jembatan ini sudah merupakan salah satu daya tarik turis lokal yang berkunjung ke Surabaya. Coba saja nikmati melintasi jembatan ini di siang dan malam hari. Kita akan mendapatkan 2 pengalaman yang berbeda, karena ketika malam, jembatan ini bertabur cahaya berwarna-warni.





Dibalik kemegahan dan keindahanya... ternyata Jembatan Suramadu merana juga. Ada beberapa kasus pencurian baut, mur dan lampu penerangan di sepanjang jembatan. Kasus pertama, baru seminggu diresmikan, Suramadu sudah kehilangan sekitar 45 lampu penerangannya. Nah lho....
Sementara baut yang paling sering dicuri adalah baut dan mur di pagar besi kanan dan kiri yang berfungsi untuk pelindung pengendara motor. Heran ya... kok tega-teganya para pencuri itu mengambil baut dan mur. Bayangkan saja, fungsi baut dan mur kan untuk perekat/penguat. Jika itu diambil... konstruksinya bisa jadi sangat membahayakan kan?





Jika Palembang punya Ampera, dan Batam punya Barelang... warga Jawa Timur pun membanggakan Suramadu. Aku sudah 2 kali mengantarkan 2 orang teman dari luar Jawa Timur yang ingin menyaksikan Suramadu. Sepertinya berfoto dan melintasi Suramadu sudah menjadi keasyikan tersendiri.





Aku sih berharap... Jembatan ini akan awet. Tidak seperti Jembatan Kukar yang runtuh meskipun umurnya belumlah tua. Tinggal bagaimana kita merawatnya saja ya.... Semoga pencurian-pencurian lampu, baut dan mur di Suramadu bisa segera diakhiri.




Ada yang bertanya-tanya gak ya... apa tujuanku ke Pulau Madura?
Tentu saja bukan untuk mencari garam, hehehehe.... yang benar adalah untuk berburu batik tulis madura yang sangat indah itu. Pingin tahu bagaimana hasil buruanku?? Atau pingin dapat "cipratan rejeki" batik tulis madura??


Tunggu postingan-postingan selanjutnya!!!





Ada yang ingin berkunjung ke Surabaya??  Jangan lupa mengunjungi Suramadu juga yaaa

Wednesday, February 15, 2012

Dija and Her Emma Dress



Alhamdulillaaaah..... selesai satu lagi proyek baju Dija, namanya Emma Dress.



Januari lalu, Jess dari Craftiness is not Optional membuat  "sew along" sebuah dress yang lucu sekali. Pertama kali melihatnya, aku langsung jatuh cinta. Jess membuat 3 postingan step-by step cara menjahitnya, teman-teman bisa mengikutinya dengan sangat mudah.


Keunikannya terletak pada kancing bukaan depan yang agak ke samping, dan krah baju yang asimetris.
Tapi... ada sedikit kesalahan waktu aku membuat Emma Dress untuk Dija, bukaan depannya kurang ke samping, jadi terlihat seperti di tengah.


Kiri: Emma Dress by Jess Craftiness is not Optional
Tengah : Emma Dress by Kalleen At Second Street
Kanan : Emma Dress by Elsa Yellowlife



Bahan yang aku pakai adalah kain batik. Aku menemukan kain batik ini di sebuah toko serba ada. Kain batik stok lama yang murah sekali, 2 meter cuma 30 ribu. Kualitas kainnya tidak terlalu special, hanya saja menurutku motif dan coraknya cukup unik. Aku tidak tahu, pola batik ini ciri khas daerah mana? Ada yang tahu??

Menurutku sih... lebih mirip warna-warna khas papua... atau kalimantan gitu.
Namun setelah bajunya jadi dan dipakai Dija, Abahku bilang bajunya mirip baju adat Kirgyzstan. Hahahahaa






Oh ya, sekaligus ingin menjawab pertanyaan Arman dalam postingan sebelumnya, tentang apakah aku selama ini menjahit baju Dija tanpa mesin. Hehehee... tentu saja menjahitnya pakai mesin jahit. Sebelum mendapatkan   mesin jahit hibah dari jepang, di rumah sudah ada satu mesin jahit Janome. Mesin jahit inilah yang dipakai bergantian dengan Ibuku. Alhamdulillah setelah ada mesin jahit hibah, kini tidak perlu berebut mesin jahit lagi.
Emma Dress masih setengah jadi ketika mesin jahit hibah dari jepang datang. Dan diselesaikan dengan mesin jahit yang dari Jepang. Begitu ceritanya....

Monday, February 13, 2012

Menjahit Kebaikan dengan Mesin Jahit

Alkisah di kota Yokohama, Negeri Sakura, seorang wanita berkewarganegaraan Jepang sedang bergembira karena sebentar lagi dia akan pindah ke Amerika. Hari itu, dia berniat membuka Garage Sale, mengobral seluruh perobotan rumahnya. Semuanya dijual murah, hanya agar barang-barang itu tidak terbengkalai begitu saja sepeninggalnya ke amerika nanti. 

Tak jauh dari rumah wanita jepang itu, tinggallah Mrs Susan, Ibu muda yang cantik berkewarganegaraan Indonesia. Tak sengaja lewat di depan tulisan Garage Sale, Mrs Susan langsung tertarik. Siapa yang tidak ingin mendapatkan barang-barang bagus dengan harga jauh di bawah normal??

Benar saja, tak lama kemudian, Mrs Susan berhasil membawa pulang sebuah mesin jahit yang masih sangat baru dengan harga sangat-sangat murah. Niat untuk belajar menjahit demi suami dan putri tercintanya sudah ada di awang-awang. Mrs Susan pun pulang dengan senyum lebar, menenteng mesin jahit mungilnya.




Tersebutlah Mr Farid, Seorang sahabat, Mahasiswa Indonesia yang tinggal di Tokyo menelpon Mrs Susan malam harinya. Dengan hati gembira, Mrs Susan tak lupa bercerita soal mesin jahitnya yang sangat murah tadi. Mr Farid pun ikut senang dengan keberuntungan sahabatnya itu.

Dengan maksud membagi kesenangan, beberapa hari setelah itu, Mr Farid yang sedang chatting dengan seorang pengangguran penyuka warna kuning dari Jawa Timur Indonesia tak lupa untuk menceritakan kisah Mrs Susan dan mesin jahit murahnya. Si Kuning mania yang sok tau dan ngaku-ngaku bisa menjahit itu langsung meneteskan air liurnya... Dia benar-benar ingin mendapatkan keberuntungan serupa.

Dan iseng iseng berhadiah, Si Kuning mania itu pun berpesan kepada Mr Farid, jika menemukan mesin jahit di garage sale lagi, Si Kuning mania nitip minta dibeliin. Mr Farid yang baik hati dan sangat suka menolong tak kuasa menolak.

Tak lama kemudian, Mr Farid kembali mengontak Mrs Susan, menyampaikan pesan Si Kuning tadi. Jika ada garage sale lagi... jika ada mesin jahit murah lagi... Si Kuning dipastikan sangat berminat. Mrs Susan yang cantik hanya manggut-manggut tanda mengerti.


Mrs. Susan belajar menjahit dengan tekun. Dia berhasil membuat beberapa tas cantik untuk Zia, putri kecilnya yang pandai. Tapi beberapa bulan berjalan, Mrs Susan menyadari, passionnya bukan dalam hal jahit menjahit. Dia lebih menikmati bergelut dengan aneka masakan di dapur. Akhirnya Mrs Susan memutuskan untuk menghibahkan mesin jahitnya ke Si Kuning di Indonesia. Mr Farid kemudian memberitahukan berita ini ke Si Kuning di Indonesia. Dan tentu saja... mendengar hal itu, Si Kuning langsung tak bisa berhenti tersenyum. Layaknya pemenang-pemenang kuis di televisi yang berhasil mendapatkan hadiah jackpot.

Masalahnya sekarang adalah bagaimana mengirimkan mesin jahit ini ke Indonesia?

Mr Farid memutar otaknya. Mencari informasi ke banyak jasa pengiriman, melalui laut maupun udara. Menghubungi beberapa teman Indonesia di Jepang. Namun tak ada yang bisa menjamin mesin jahit tidak mengalami bantingan-bantingan ringan maupun berat selama dalam perjalanan. Mr Farid khawatir atas keselamatan mesin jahitnya. Sementara Si Kuning tetap tak bisa berhenti tersenyum membayangkan mesin jahitnya sedang terbang dibawa bidadari dari kahyangan....



Beberapa hari memikirkan pengiriman mesin jahit, akhirnya Mr Farid teringat akan seorang sahabatnya yang berprofesi sebagai pramugari maskapai penerbangan Garuda Indonesia, Miss Dewi asal Bali. gayung bersambut, Miss Dewi yang sangat baik hati bersedia membawa mesin jahit dari Jepang ke Indonesia. Kebetulan tanggal 22 Januari 2012, Miss Dewi ada jadwal terbang ke Narita.

Pada hari yang telah ditentukan, pagi-pago sekali Mr Farid yang tinggal di Tokyo naik kereta menuju Yokohama hanya demi mengambil mesin jahit itu di rumah Mrs. Susan. Pergi pulang 3 jam. Lalu Mr Farid harus menempuh perjalanan dengan kereta lagi menuju ke Bandara Narita, kurang lebih 2 jam. Malam itu, Mr Farid menyerahkan mesin jahit ke Miss Dewi. Dan Esoknya, Miss Dewi membawa mesin jahit itu bersamanya... terbang ke Indonesia.

Benar-benar seperti bayangan Si Kuning tadi....



Setiba di Indonesia, Miss Dewi mengontak Si Kuning mengabarkan bahwa mesin jahit sudah tiba dengan selamat di Denpasar Bali. Miss Dewi dengan kebaikan hatinya berniat mengirimkan mesin jahit itu ke alamat Si Kuning di Jombang-Jawa Timur. Tapi Si Kuning tak tega merepotkan Miss Dewi lagi. Membawa mesin jahitnya dari Jepang ke Indonesia sudah lebih dari cukup....

Saatnya Si Kuning kebingungan, bagaimana mengambil mesin jahit di rumah Miss Dewi. Si Kuning mengontak saudara jauhnya yang tinggal di Denpasar. Tapi 2 nomor tak berhasil dihubungi. Si Kuning mengontak teman-temannya, mencari bantuan. Tapi tak satupun yang sanggup membantu.... hingga akhirnya Ibunda dari Si Kuning memiliki ide cemerlang. Beliau memanfaatkan jaringan bisnisnya. Sang Ibunda memiliki rekan bisnis, seorang saudagar furniture yang kaya raya dari Pasuruan. Sang saudagar sering sekali mengirim truk-truk kontainer berisi furniture ke Denpasar. dan tentu saja... dengan mudahnya Sang Saudagar mentitahkan pegawainya untuk mengambil mesin jahit itu di rumah Miss Dewi ketika sedang mengirim barang ke Bali.

Dengan rahmat Allah, dan kebaikan banyak orang... akhirnya mesin jahit itu  dikirim ke Jombang, tanggal 9 Februari 2012, dalam keadaan sangat baik dan utuh, tanpa lecet sedikitpun. Si Kuning dan Ibundanya hari itu tertawa tawa riang bersama, berkali kali bersyukur......

Dalam bayang-bayang Si Kuning, sudah ada banyak rencana menjahit baju buat putri kesayangannya, Baby Dija. 




A VERY VERY BIG THANK TO:

Mr. Farid - Tokyo
Mrs. Susan - Yokohama
Miss Dewi - Denpasar
Mr. Badar and the crew - Pasuruan

from Si Kuning






Baca pula versi Mr.Farid :


Catatan: Si Kuning sampai sekarang masih speechless akan kebaikan orang-orang itu. Apalagi mengingat Si Kuning sama sekali belom pernah bertemu dengan mereka.... Subhanallaaahh