BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »
Showing posts with label kasih sayang. Show all posts
Showing posts with label kasih sayang. Show all posts

Thursday, 24 June 2010

Kerana Seekor Semut , Sarang di Bakar

Nabi yang Membakar Sarang Semut

Merosakan alam adalah tidak disukai oleh Allah, bahkan merosak pohon-pohon dan haiwan-haiwan juga tidak boleh. Oleh karena itu, Allah melarang berbuat kerosakan di muka bumi. Di antara pengurusan itu adalah pengurusan terhadap tanaman dan binatang. Pada hari kiamat seorang hamba akan ditanya tentang burung kecil yang dibunuhnya tanpa alasan yang benar.


Termasuk dalam hal ini adalah apa yang disampaikan oleh Rasulullah tentang teguran Allah kepada salah seorang nabi-Nya. Para nabi memiliki tempat tersendiri di sisi Allah, tetapi ini tidak menghalangi untuk meluruskan mereka jika tindak tanduk mereka keliru walaupun itu remeh. Benar, Allah menegur Nabi atas tindakannya yang membakar sebuah sarang semut, hanya karena seekor semut menggigitnya.


Teks Hadis

Dalam Sahih Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah bahawa Rasulullah Shallallahu Alahi wa Sallam bersabda, "Seorang nabi singgah di bawah pohon, dia digigit oleh seekor semut. Dia memerintahkan agar barang bawaannya dijauhkan dari bawah pohon itu. Lalu dia memerintahkan agar sarang semut itu dibakar. Maka Allah mewahyukan kepadanya, 'Mengapa tidak hanya satu ekor semut saja?'"

Dalam riwayat Muslim dari Abu Hurairah, "Bahwasanya seekor semut menggigit salah seorang Nabi, maka dia memerintahkan agar sarang semut dibakar. Allah pun mewahyukan kepadanya, 'Hanya karena kamu digigit oleh seekor semut lalu kamu membinasakan sebuah umat yang ber-tasbih.'"


Takhrij Hadis

Hadis ini diriwayatkan oleh Bukhari dalam Shahih-nya dalam Kitab Bad'il Khalqi, bab jika lalat jatuh di bejana, 6/356, no. 3219.

Diriwayatkan oleh Muslim dalam Kitabus Salam, bab larangan membunuh semut, 4/1759, no. 2241.


Penjelasan Hadis

Rasulullah Shallallahu Alahi wa Sallam menyampaikan kepada kita bahwa salah seorang nabi Allah singgah di bawah pohon. Sepertinya dia berteduh dari panas matahari untuk beristirahat dari lelahnya perjalanan. Di dekat dia berteduh terdapat sebuah sarang semut. Mungkin singgahnya nabi ini bersama teman-temannya di bumi semut mengganggu mereka. Biasanya semut melawan orang yang mengganggunya dan merosak ketenangannya. Seekor semut datang dan menggigit nabi itu.

Seorang nabi adalah manusia. Dia pun marah seperti mereka. Kadang-kadang dia melakukan tindakan spontan yang membuatnya menyesal setelah itu dan dia disalahkan karenanya. Di antaranya adalah tindakan Nabi ini. Dia marah kepada seekor semut beserta teman-temannya. Dia bertekad menghukum seluruh sarang semut. Dia memerintahkan pengikutnya agar menjauhkan barangnya dari bawah pohon itu, kemudian dia menyalakan api di sarang semut. Maka semut-semut yang sedang berjalan-jalan di sarang dan di sekelilingnya terbakar dan panas api itu sampai kepada semut-semut yang berada di lubangnya di dalam tanah.

Keadilan menuntut orang yang tidak bersalah, tidak boleh dihukum karena kesalahan orang lain. Yang menggigit nabi ini hanyalah seekor semut. Jika memang mesti dihukum, maka semestinya yang dihukum hanyalah semut tersebut bukan yang lain. Nabi kita mengajarkan kepada kita bahwa kita berhak melawan orang atau haiwan yang menyerang kita, walaupun haiwan itu adalah haiwan jinak. Semut ini menyerang dan menggigit. Jika orang yang digigitnya menghukumnya, maka dia tidak disalahkan. Adapun menghukum semua semut yang ada di sarang itu dan membakar mereka dengan api, ini bukanlah suatu keadilan.

Semut adalah makhluk ciptaan Allah. Mereka bertasbih dan mensucikan Allah seperti haiwan-haiwan yang lain. Manusia tidak boleh menyerangnya, kecuali jika mereka menyakitinya. Oleh karena itu, Allah menyalahkan nabi itu dan mencelanya karena dia menghukum melampaui batas. Dia menghukum semut yang tidak bersalah karena kesalahan seekor semut. Dia membunuh umat yang bertasbih kepada Allah. Dan Allah telah berfirman kepadanya untuk menegurnya, "Mengapa tidak hanya satu semut saja? Hanya karena kamu digigit oleh seekor semut, kamu membinasakan umat yang bertasbih kepada Allah."

Orang yang terdidik untuk merasa bersalah jika membunuh seekor semut, dia tidak mungkin setelah itu membunuh manusia tanpa salah dan tanpa alasan yang benar. Dia akan menjadi contoh mulia yang menjaga nyawa hamba-hamba Allah sebagaimana dia menjaga tanaman dan haiwan.

Pelajaran-Pelajaran dan Faedah-Faedah Hadis

1. Tidak boleh membunuh semut, sebagaimana tidak boleh membunuh binatang lain, kecuali binatang yang menyerang dan mengganggu. Dalam sebuah hadis terdapat larangan membunuh semut, tawon, hud-hud, dan shurad. (Shurad adalah burung berkepala besar dan berparuh besar, perutnya putih, punggungnya hijau, memangsa serangga dan burung kecil, pent.). Diriwayatkan oleh Abu Dawud dengan sanad shahih di atas syarat Bukhari Muslim (Syarah Shahih Muslim An-Nawawi, 14/399).


Dikecualikan dari larangan membunuh binatang adalah binatang fawasiq yang berjumlah lima, baik dibunuh di daerah halal maupun di daerah haram. Fawasiq yang berjumlah lima ini sebagaimana dalam hadis riwayat Bukhari dalam Shahih-nya adalah tikus, kalajengking, burung gagak, rajawali, dan anjing penggigit. (Shahih Bukhari, 6/355, no. 3314.


Selain kelima haiwan fawasiq ini Rasulullah Shallallahu Alahi wa Sallam juga memerintahkan membunuh cicak. Beliau menyatakan bahwa membunuhnya adalah berpahala. (lihat hadis-hadis yang memerintahkan membunuhnya dalam Shahih Muslim, 4/1757, no. 2237-2240).


Begitu juga beliau memerintahkan membunuh ular, kecuali ular rumah yang tidak dibunuh hingga diperingatkan tiga kali; jika setelah itu masih terlihat di rumah, maka bunuhlah. Dan dikecualikan dari ini adalah dua macam ular, yaitu ular berekor pendek dan ular dengan dua garis putih di punggungnya. Keduanya dibunuh secara mutlak walaupun tinggal di rumah, karena keduanya bisa menyebabkan keguguran dan kebuataan. (lihat hadis-hadis tentang ular dalama Shahih Muslim).


2. Membakar makhluk hidup tidak dibolehkan dalam syariat kita. Nabi menjelaskan alasan larangan ini, yaitu bahawa yang berhak mengadzab dengan api hanyalah pemilik api. Dan ini mungkin dibolehkan di dalam syariat sebelum kita, karenanya Nabi ini membakar sarang semut.


3. Semut bertasbih kepada Allah sebagaimana dinyatakan dalam hadis. Allah telah memberitakan bahwa segala sesuatu bertasbih dengan memuji Allah, "Dan tidak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka." (Al-Isra: 44).


4. Hadis ini menyampaikan bahawa semut adalah sebuah umat. Allah telah memberitakakan bahawa makhluk-makhluk, burung-burung dan haiwan-haiwan, semuanya adalah umat seperti kita. "Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya melainkan umat-umat juga seperti kamu." (Al-An'am 38)


Kajian-kajian modern telah sampai pada hakikat ini melalui pengamatan, penelitian, dan pemikiran.


Sumber: diadaptasi dari DR. Umar Sulaiman Abdullah Al-Asyqar, Shahih Qashashin Nabawi, atau Ensklopedia Kisah Shahih Sepanjang Masa, terj. Izzudin Karimi, Lc. (Pustaka Yassir, 2008), hlm. 200-204.

Friday, 3 July 2009

Tegakah hati untuk membunuh anak

Adzab Neraka bagi Pembunuh Kucing Bagaimana dengan Pembunuh Anaknya?

Dari Abdullah bin Umar Radhiyallahu’anhu, diceritakan bahwasanya Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalaam bersabda, “Ada seorang wanita yang diadzab dalam kasus seekor kucing; ia mengurungnya sampai mati, maka ia pun masuk neraka karenanya. Ia tidak memberikannya makan dan minum ketika mengurungnya. Dan ia pun tidak membiarkannya makan dari serangga-serangga bumi.”


Penjelasan hadits:

Wanita yang melakukan hal itu pastilah berhati keras. Karena ia tak sekadar tidak memberi makan dan minum kepada si kucing, bahkan dia juga tidak memberinya kesempatan untuk mencari makanan dari rezeki-rezeki yang melata di bumi. Hal itulah yang kemudian menjadi penyebab kematiannya.

Balasan bagi wanita yang keras hati itu adalah siksa di dunia dan adzab di Akhirat. Hal itu biasa kita pahami dari sabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalaam yang menyatakan, “Ada seorang wanita yang diadzab dalam kes seekor kucing; ia mengurungnya sampai mati” kemudian beliau menyatakan, “maka ia pun masuk neraka karenanya.” Ini berarti bahawa di sana ada siksa (hukuman) yang mendahului adzab yang dipersiapkan untuknya di Neraka Jahanam.

Barangkali hal ini biasa menjadi peringatan keras bagi orang yang menganggap adanya siksa Neraka Jahannam atau bahkan sama sekali tidak menganggap keberadaannya. Akan tetapi apabila yang bersangkutan mengetahui adanya seorang wanita yang disiksa di dunia, lantaran ia pernah memperlakukan seekor kucing seperti apa yang dilakukan oleh wanita yang diceritakan di dalam Hadits tersebut, niscaya ia akan menjadikan peristiwa itu sebagai pelajaran dan nasihat.

Dua kata kerja (fi’il) yang terdapat di dalam Hadits tersebut; “diadzab” (‘udzdzibat) dan “masuk” (dakhalat) disampaikan dalam bentuk kata kerja lampau (madhi). Ini dimaksutkan untuk menegaskan kepastian adanya adzab dan masuknya ke dalam Neraka. Ini juga semakin meningkatkan ancaman terhadap wanita yang keras hati, dan menghilangkan semua harapan untuk selamat dari adzab dan api Neraka.

Hadits ini menegaskan bahwa wanita muslimah yang konsisten terhadap agamanya adalah seorang wanita yang penuh kasih sayang. Ia tidak memperlakukan haiwan apapun dengan keras, bagaimana mungkin ia memperlakukan putera-puterinya, suaminya, anak-anak tetangganya maupun yang bukan tetangganya dengan keras?!

Bagaimana dengan wanita yang melemparkan tiga orang anaknya dari jendela, lalu si bungsu menemui ajalnya, sementara dua orang lainnya mengalami patah tulang dan luka berat?! Kenapa? Karena ia bertengkar hebat dengan suaminya dalam hal wang belanja, lalu suaminya memukulnya. Akibatnya, ia pun melemparkan anak-anaknya dari jendela!!

Bagaimana dengan wanita yang mencekik seorang bayi yang usianya tidak lebih dari tiga bulan?!! Penyebabnya ialah bermusuh dengan tetangganya yang mengejeknya sebagai wanita mandul !!! (Koran As-Siyasah, Kuwait, edisi 9562)

Bagaimana dengan wanita dari sebelah timur kota London yang membuang puterinya yang berusia 14 bualn dari jendela apartmennya yang berada di tingkat 3, dan bayi itu pun jatuh ke tanah menjadi bangkai berlumuran darah. Kemudian ia menggigit puteranya yang berusia 2 tahun dan melemparkannya menyusul adiknya, itu pun jatuh ke tanah bermandikan darah?! (Koran Asy-Syarq Al Ausath, Saudi Arabia)

Bagaimana dengan wanita yang merencanakan pembunuhan terhadap puteranya sendiri demi mendapatkan harta warisan darinya? Wanita itu memanfaatkan seseorang yang sedang mememerkukan duit untuk melakukan tugas tersebut?! (Koran AL-Anbaa’, Kuwait, edisi 8 April 1993M)

Kes pembunuhan yang dilakukan wanita terhadap anaknya sendiri amat sangat banyak terjadi. Wanita semacam itu tidak biasa disebut sebagai “ibu”. Karena, ibu yang sejati tidak akan melakukan hal itu.

Setelah membaca paparan di atas, bagaimana mungkin seorang muslimah akan berfikir untuk membunuh anaknya sendiri, sementara dia mengetahui bahwa api Neraka tengah menunggu orang yang membunuh seekor kucing atau menjadi penyebab tewasnya seekor kucing?! Apatah kata orang yang membunuh anaknya sendiri?!

Islam yang mereka tuduh kejam di dalam ketentuan hudud-nya ternyata jauh lebih santun dibandingkan dengan undang-undang manapun yang mereka buat. Islam melindungi setiap hati yang hidup, berpesan untuk kebaikannya, dan memberikan ancaman hukuman kepada siapa saja yang menyakitinya.


Saturday, 27 June 2009

Indahnya kasih sayang

Daripada Mu'az ra daripada Rasulullah saw: Allah berfirman (hadis qudsi):

وَجَبَتْ مَحَبَّتِيْ لِلْمُتَحَابِّيْنَ فِيَّ ، وَالْمُتَجَالِسِيْنَ فِيَّ ، وَالْمُتَبَاذِلِيْنَ فِيَّ ، وَالْمُتَزَاوِرِيْنَ فِيَّ

Ertinya : “ Wajib mendapat kasih sayang ku bagi orang-orang yang berkasih sayang kerana ku, orang-orang yang duduk bersama-sama kerana ku, saling hadiah menghadiah kerana ku dan orang-orang yang saling menziarahi kerana ku.”

Hadith riwayat Ahmad dgn sanad yg sahih, Tabrani, Hakim dan Baihaqi di dalam kitab Syu'abul Iman.

لا يؤمن أحدكم حتى يحب لأخيه ما يحب لنفسه

Ertinya : “Tidak sempurna iman seseorang kamu sehingga kasih kepada saudaranya seperti mana kasih kepada dirinya.” Hr Bukhari dan Muslim.

Sunday, 31 May 2009

Hatiku penuh dengan Kasih Sayang


Orang-orang yang keras hati tidak akan mengenal kasih sayang. Tidak ada sedikitpun kelembutan pada diri mereka. Hati mereka keras bagaikan karang. Kaku , baik ketika memberi maupun menerima. Kurang peka perasaan, lagi tipis peri kemanusiannya. Berbeda halnya dengan orang yang dikaruniai Alloh Ta’ala hati yang lembut, penuh kasih sayang lagi penuh kemurahan. Dialah yang layak disebut pemilik hati yang agung penuh cinta. Hati yang diliputi dengan kasih sayang dan digerakkan oleh perasaan yang halus. Begitu lah rasa yang sentiasa ada dihati ini. kasih sayang dan cinta sesama manusia. Namun begitu Allah dan RasulNya adalah cinta agungku.