Tampilkan postingan dengan label Cebakan Mineral. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Cebakan Mineral. Tampilkan semua postingan

Rabu, 01 April 2015

Menyingkap Harta Tersembunyi di Pantai Prigi , Kabupaten Trenggalek



 
Perbukitan Selatan Pulau Jawa Di Trenggalek

Dibalik indah dan menariknya Pantai Prigi, Trenggalek ternyata menyimpan potensi sumberdaya alam yang besar. Potensi ini berupa logam emas dan tembaga yang tersebar di sekitar lokasi Pantai Prigi , Trenggalek. Diantara terjalnya perbukitan dan indahnya Pantai Prigi disinilah letak potensi logam tersebut. Pada sekitar tahun 2009 hingga 2014 bahkan perusahaan Australia mengajukan ijin usaha pertambangan ke pemerintah Kabupaten Trenggalek untuk melakukan kegiatan eksplorasi di sekitar Pantai Prigi. Hal ini karena potensi logam emas dan tembaga ini sangat besar dan tersebar dari ujung barat pulau jawa hingga pulau Sumbawa di Nusa Tenggara. Jalur ini disebut dengan jalur mineralisasi logam emas dan tembaga. Mulai dari Cibaliung di Banten,Pongkor di Bogor, Ciemas di Sukabumi, hingga penemuan tambang emas yang terbaru Tumpang Pitu di Banyuwangi sampai Batu Hijau dan Elang di Pulau Sumbawa Nusa Tenggara Barat. Potensi emas yang tersebar di Pantai Selatan inilah yang menjadi incaran perusahaan asing di Indonesia. 



 Gambar 1. Jalur mineralisasi logam emas dan tembaga sepanjang pantai selatan pulau jawa sampai nusa tenggara. 

Perusahaan yang melakukan eksplorasi di daerah Pantai Prigi ini bernama Arc Exploration. Perusahaan asal Australia ini melakukan beberapa kegiatan antara lain pengambilan sampel batuan dan melakukan pengeboran di sekitar perbukitan Pantai Prigi.Perusahaan ini memiliki 95% kepemilikan ijin eksplorasi emas di sekitar Pantai Prigi. Sedangkan sisanya dimiliki oleh perusahaan Indonesia bernama PT. Sumber Mineral Nusantara.

 

Lokasi Eksplorasi



Gambar 2. Lokasi Ijin Usaha Pertambangan yang berada di 5 kecamatan , di kabupaten Trenggalek.

Lokasi eksplorasi emas ini berada di Kabupaten Trenggalek, Provinsi Jawa Timur tepatnya berada di delapan kecamatan di wilayah Trenggalek antara lain Kecamatan Tugu, Karangan, Pule, Dongko, Kampak, Gandusari,Munjungan, dan Watulimo. Lokasi ini di berada di Utara dari Pantai Prigi , Trenggalek. Luas ijin usaha ini sebesar kurang lebih 30.000 ha / 300 km2. Lokasi ini sekitar 180 km ke arah barat dari penemuan tambang emas tumpang pitu/ tujuh bukit , Banyuwangi.


Gambar 3. Potensi endapan logam di sepanjang pantai selatan jawa timur, Trenggalek berada sekitar 180 km dari tambang emas Tujuh Bukit, Banyuwangi (Rohrlach, 2011).

Sejarah eksplorasi emas di pantai selatan jawa ini sudah lama diketahui sejak zaman belanda hingga saat ini. Pada zaman pendududukan Jepang hingga perang dunia ke dua , beberapa tambang emas diusahakan di barat daerah eksporasi terutama perbukitan selatan di sekitar Kabupaten Pacitan. Beberapa cebakan diduga ada di pantai selatan Pacitan ini terutama tipe cebakan epitermal dan beberapa tipe deposit skarn – base metal. Sedangkan eksplorasi di daerah Pantai Prigi, Trenggalek dimulai sekitar tahun 1990-an. Beberapa perusahaan mengidentifikasi adanya potensi cebakan mineral emas tipe urat / epithermal di daerah Pantai Prigi.
        
Geologi Regional


Gambar 4. Peta Geologi Tulungagung dan daerah IUP di daerah Trenggalek (Samodra, dkk., 1992).

Secara geologi regional daerah Trenggalek berada di pegunungan selatan jawa yang dibatasi oleh endapan kuarter gunung api jawa di utara dan endapan cekungan muka busur (fore arc basin) di selatan. Pegunungan selatan ini terdiri dari endapan vulkanik berumur miosen yang telah terangkat dan tererosi. Secara umum geologi daerah ini dideskripsikan oleh Samodra dkk. (1992). Geologi daerah ini secara umum didominasi dua litologi yang saling menjari yaitu Formasi Mandalika dan Formasi Arjosari. Formasi ini terdiri dari lava andesit, vulkanik breksi, aliran breksi lahar, dan berupa batuan sedimen. Kemudian di atasnya secara stratigrafi diendapkan batuan gamping dan batuan vulkanik yang terdiri dari batupasir, tuf, batulempung dan batulanau. Tuf ini berselang – seling dengan batugamping dan sebagian terubah menjadi ubahan silifikasi di daerah seperti dalangturu, suruh, dan Jati prospek. Intrusi andesit berupa sill dan dyke memotong batuan ini.beberapa intrusi berdiameter 1-3 km dengan bentuk silinder. Beberapa intrusi ditandakan dengan bukit berketinggian 100 meter. Beberapa bagian intrusi menunjukkan struktur columnar joint. Sebagian intrusi terubahkan dengan derajat rendah, sebagian terdapat mineral ubahan kalsit, kuarsa dan urat zeolit. Diperkirakan intursi ini merupakan  batuan pembawa mineralisasi (host rock) di daerah ini. Beberapa tempat di daerah ini juga ditemukan adanya pertambangan kaolin , manifestasi dari mineral alterasi di Jati prospek. Sedangkan tiga tempat ditemukan pertambangan feldspar di sekitar intrusi rhyodacite sekitar 2 km dari Gregah prospek.

Secara umur pembentukan mineralisasi logam diperkirakan berumur dari oligosen hingga miosen. Intrusi pembawa mineral antara lain berupa intrusi andesit, diorit, dan dasit. Sedangkan batuan yang diterobos merupakan batuan vulkanik yang merupakan bagian dari Formasi Mandalika dan Formasi Arjosari. Hubungan Stratigrafi ini dapat dilihat dari penampang geologi dibawah ini (gambar 5).



Gambar 5. Penampang geologi daerah trenggalek ( Samodra, dkk., 1992)

Struktur geologi daerah didominasi dengan arah NE-SW dan NW-SE. struktur yang ditemui sebagai besar berupa struktur sesar geser kanan dengan arah NE – SW, dan struktur seser geser mengiri dengan arah NW – SE. Selain struktur sesar geser juga dijumpai sesar naik dengan arah timur – barat. Struktur sesar ini memotong batuan yang berumur tersier. Sedangkan pada endapan kuarter, sesar ini tidak nampak dan tertimbun oleh batuan di atasanya. Oleh karena itu diperkirakan umur pembentukan sesar ini berumur lebih muda dari tersier dan lebih tua dari umur kuarter.

Prospek potensi logam

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh perusahaan Arc Exploration ditemukan daerah yang memiliki potensi logam ini. Beberapa daerah ini dinamakan sebagai prospek yang akan lebih ditinjau lebih jauh. Prospek – prospek ini antara lain : Kojan, Dalangturu, Jati, Suruh, Timahan, Gregah dan Jombok di bagian utara. Sedangkan Jerambah, Singgahan, Sentul, dan Buloroto di bagian selatan IUP (gambar 6).

  Gambar 6. Prospek potensi logam di IUP

Prospek Sentul , Kojan , Dalangturu, Jati dan Suruh dicirikan dengan dengan urat kuarasa yang membawa logam emas. Urat ini memanjang dengan arah NE – SW dan NW - SE, searah dengan struktur utama di daerah ini. Sebagian tempat urat ini memanjang hingga beberapa kilometer seperti di Sentul prospek dan Kojan Prospek. Urat kuarsa ini ditandai dengan tekstrut banded, massive, dan breksi hidrotermal. Urat kuarsa ini tebalnya kurang dari 1 meter di bagian utara, sedangkan di bagian selatan ditemukan hingga mencapai tebal lebih dari 10 meter (gambar 7). Zona silisifikasi ditemukan di bagian timur laut IUP seperti Dalangturu, Suruh dan Gregah prospek. Silisifikasi breksi hidrotermal ditemukan menyebar di Dalangturu prospek sedangkan di bongkah batuan silica sinter ditemukan di daerah Suruh prospek.ubahan hidrotermal yang ditemukan antara lain silisifikasi, argilik, dan propilitik tersebar di semua prospek.


 Gambar 7. Pengambilan contoh batuan di sungai prospek Kojan

Beberapa prospek telah diteliti dan menghasilkan potensi emas yang cukup baik. Hasil ini antara lain berupa 9 m batuan bor di prospek sentul menghasilkan 4.5 g/t Au dan 8 g/t Ag , prospek Buloroto menghasilkan 3.2 g/t Au & 60 g/t Ag sepanjang 13,2 m dan  4.9 g/t Au & 149 g/t Ag di Prospek Kojan sepanjang 6.6 m. Selain prospek di atas yang diidentifikasi sebagai tipe high sulfida , beberapa prospek juga diteliti untuk mengetahui potensi endapan porfiri seperti di Tumpang Pitu , Banyuwangi.

Prospek Suruh

Prospek Suruh merupakan salah satu prospek yang berada di bagian utara IUP penelitian.  Prospek suruh ini ditandai dengan silika, jasperoid, dan breksi hidrotermal. Dari penelitian dilakukan uji parit sebanyak 13. Area ini seluas 400 x 200 m dan ditandai dengan silika sinter, breksi hidrotermal, dan stokcwork kuarsa. Hasil uji parit menghasilkan data berikut ini.

Hasil uji parit di atas yang menunjukkan anomaly arsenic, antimony, merkuri dan breksi yang berada di prospek ini diintrepretasikan merupakan bagian permukaan dari sistem epitermal yang telah tererosi. Sedangkan dari data pemboran di Prospek Kojan 4km dari Prospek Suruh mendapatkan 11,3 g/t Au, dan 293 g/t Ag sepanjang 1,6 m serta sepanjang 6.6 m  4.9 g/t Au dan 149 g/t Ag yang merupakan dari urat kuarsa. Maka analogi yang paling baik potensi dari Prospek Suruh ini seperti tambang emas Toka Tindung di Sulawesi Utara dengan dicirikan adanya breksi hidrotermal dan silika sinter yang berada di sekitar urat kuarsa pembawa mineral

Prospek Sumber Bening

Pada awal eksplorasi tipe mineralisasi yang diidentifikasi berupa epitermal high sulfide berupa urat dan breksi hidrotermal. Pada saat ini prospek Sumberbening dilakukan penyelidikan lebih lanjut untuk menemukan potensi tipe porfiri seperti di daerah Tumpang Pitu , Banyuwangi (gambar 8). Prospek ini berada di bagian barat eksplorasi. Arah struktur didominasi dengan arah N – NE. Struktur ini  memotong bentuk melingkar dengan panjang 4 km. Prospek ini ditemukan adanya vuggy quartz dengan dikelilingi alterasi lempung dan silika. Mineral alterasi ini antara lain quartz, kaolinit, dickite, pyrophyllite, alunite, illite, muscovite, dan disseminated pyrite. Sistem alterasi muncul seluas 2 km2 ditandai dengan litocap high sulfida sistem. 
 Gambar 8. Contoh tipe endapan logam emas berupa porfiri yang berkaitan dengan high sulfida

Kemungkinan tipe mineral porfiri (quartz – feldspar porfiri) berada di bawah mineralisasi high sulfida. Selain itu berdasarkan anomali geokimia tanah dan batu menemukan anomaly emas dan elemen lainnya ( Cu, Mo, dan Bismuth). Hasil unsur Au 0,14 gr/ton, Cu 227 ppm, Mo 37 ppm, dan bismuth 1410 ppm. Anomali ini berasosiasi dengan zona vuggy silica, breksi silisifikasi, dan stockwork quartz limonite yang memotong batuan intrusi andesit serta batuan sekitarnya. Alterasi penutup, anomaly geokimia dan alterasi yang berhubungan dengan intrusi mengidikasikan tipe endapan mineral seperti model di Tumpang Pitu , Banyuwangi, Jawa Timur.


 Gambar 9. Kegiatan survei IpP di Prospek Sumberbening
Untuk memastikan model ini diperlukan beberapa tindakan antra lain berupa survey ip resistivity (gambar 9)  dan pemboran awal. Hasil dari survey geofisika memperkirakan bahwa litocap alterasi berada dalam dan diduga zona berada pada perubahan mineral magnetit dengan zona alterasi potasik.

Prospek Jerambah

 Gambar 10. Hasil airbone magnetik


Prospek Jerambah berada di bagian selatan IUP daerah penelitian. Prospek ini sekitar 2 km dari Prospek Buloroto. Hasil pemboran yang dilakukan mendapatkan hasil berupa batuan sepanjang 24.5 m mengandung tembaga (Cu) 0.21% dan emas (Au) 0.51 gr/t. Hasil ini diperkirakan merupakan bagian dari sistem epithermal di prospek Buloroto. Sedangkan Prospek Jerambah diperkirakan berupa porfiri yang didapatkan dari interpretasi data survey airbone magnetic (gambar 10). Selain itu dari data geofisika terlihat ada kelurusan struktur yang berhubungan dengan zona alterasi dan berada di pusat intrusi dan berhubungan dengan intrusi stock. Berdasarkan di lapangan terlihat ada zona ektensif seluas 1.5 km x 2 km yang berkaitan dengan intrusi diorite. Hasil pencotohan di permukaan mengindikasikan berupa tipe high sulfide yang merupakan litocap dari tipe porfiri. Hasil laboratorium menghasilkan unsur Cu 562 ppm dan Mo 37 ppm. 


 Gambar 11. Hasil batuan pemboran di Propek Jerambah


Pemboran percobaan telah dilakukan di prospek ini dan menghasilkan berikut ini. Batuan hasil pemboran ini antara lain memotong batuan vulkanik, batugamping, dan beberapa batuan intrusi antara lain diorite, tonalit, dan andesit (gambar 11). Batuan breksi diperkirakan merupakan bentukan pipa seperti di sistem porfiri. Sedangkan mineral alterasi mengindikasikan bahwah temperature pembentukan sangat tinggi ditandai dengan mineral epidot, garnet, magnetit, dan biotit sekunder. Hasil assay pada pemboran menghasilkan 2 m 0.1% Cu, 0.05 g/t Au, 12 g/t Ag, 12 g/t Mo.

 Prospek Singgahan

 Gambar 12. Hasil analisa geokimia tanah


Prospek Singgahan berada sekitar 3 km kea rah timur dari Prospek Buloroto. Potensi Prospek Singgahan berdasarkan data dari anomalygeokimia dan data dari airbone magnetic. Hasil ini kemudian dilanjutkan dengan melakukan survey geokimia tanah. Hasil dari geokimia tanah menghasilkan anomaly dengan lebar 500 m dan panjang 1000m (gambar 12). anomaly ini berada di atas zona alterasi silika-lempung-pirit dan berada di intrusi diorite dan andesit. Anomali paling tinggi sebesar 20 ppb Au, 90 ppb Cu , dan 4 ppm Mo. Dari uji parit diidentifikasi anomaly ini merupakan hasil dari pelapukan batuan yang mengandung urat kuarsa dengan tipe stockwork dan mengandung mineral magnetit, calcopirit dan pirit yang merupakan tipe mineralisasi porfiri


Potensi di luar IUP

Potensi di luar daerah Ijin Usaha Pertambangan (IUP) yang dimiliki oleh PT. Sumber Mineral Nusantara sangat tinggi terutama di bagian selatan (gambar 13). Potensi ini merupakan potensi yang sangat besar karena pusat dari pembawa mineralisasi berada di daerah ini. Potensi ini sangat dekat dengan Teluk Prigi. Beberapa potensi yang dapat dilakukan penelitian potensi logam antara lain berada di Gunung Tumpaksemi, Gunung Kumbokarno, Gunung Walu, Gunung Kukusan, Gunung Tumpakrengit, Gunung Mengongampar, Gunung Jong, Gunung Tumpakrakel, Gunung Suwu, Gunung Sikambe dan Gunung Selokanjal Kabupaten Trenggalek. Daerah ini merupakan daerah yang belum diambil alih oleh perusahaan – perusahan asing. Sehingga diharapkan potensi logam emas ini dapat dikelola dan diteliti oleh para putra daerah. Perlu ikut serta pemerintah daerah dalam memberikan kesempatan kepada putra daerah Trenggalek untuk mengolah potensi daerah ini agar jangan hanya perusahaan asing saja yang dapat menanamkkan usaha di daerah ini. Selain itu beberapa daerah merupakan masuk wilayah hutan lindung sehingga diperlukan peraturan pemerindah daerah agar eksplorasi dan eksploitasi dari potensi mineral ini tidak merusak lingkungan dan mengakibatkan bencana di masyarakat.



 Gambar 13. Potensi lain di luar IUP PT. SMN

Perlu kehati- hatian dalam melakukan eksploitasi di sekitar teluk Prigi, karena selain sebagai daerah wisata, daerah ini merupakan tempat penangkapan hasil laut. Sehingga harta terpendam di  teluk prigi bukan hanya dapat mensejahterakan pengusaha pertambangan tetapi juga dapat dirasakan warga sekitar sebagai pemilik sesungguhnya sehingga warga Trenggalek dapat sejahtera.
Read More

Jumat, 09 Januari 2015

Bio Mining Masa Depan Tambang Hijau

Kondisi Penambangan saat ini (sumber)
Pada saat ini penambangan sumber daya alam selalu bertentangan dengan lingkungan alam. Penambangan selalu dituding sebagai salah satu pembuat kerusakan alam. Salah satu yang sering kali menganjalan adalah masalah kehutnan dan sumber air baku. Penambangan sering mengunakan lahan hutan sebagai tempat penambangan seperti di pulau Kalimantan dan Sulawesi. Masalah ini sering kali terjadi pada penambangan terbuka, yang merubah hutan dan organisme yang hidup di lingkungan tersebut.

Di masa depan operasi penambangan diharapkan berubah menjadi lebih hijau dengan menggunakan teknologi dan energi yang lebih ramah lingkungan. Salah satu inovasi di dunia pertambangan yaitu menggunakan biomining sebagai salah satu metode penamabangan. Sehingga di masa depan operasi pertambangan akan lebih aman berkurang dan lebih berkelanjutan.

Robot Serangga diharapkan menjadi penganti truk dan buldozer di masa depan (sumber)

Bio mining sendiri merupakan penggunaan organisme untuk bidang penambangan. Diharapkan di masa depan Mikroorganisme berupa bakteri bisa membantu dalam merubah bijih mineral menjadi unsur unsur yang terpisah, selain itu bakteri ini dapat melarutkan material yang dibutuhkan sehingga mengurangi mineral penggangu (gauge mineral) yang kurang dibutuhkan. Selain menggunakan bakteri , bio mining diharapkan juga dapat menggantikan mesin dan transportasi yang digunakan dalam operasi pertambangan. Seperti perubahan truk dan bom menjadi mesin / robot yang mempunyai intelegensi buatan (artificial intelligence). Sehingga diharapkan mesin ini menyerupai organisme serangga seperti semut yang dapat memotong, memilih, dan mengangkut material bijih yang dibutuhkan. Sehingga dapat mengambil mineral pada tubuh bijih yang kompleks seberapun ukurannya. Selain itu seperti semut aslinya, mesin ini diharapkan dapat berkoordinasi dengan mesin lainnya. Selain penggunaan mesin bio mining juga sangat berperan dalam penghematan ekosistem berupa penggunaan energy , air , dan penggunaan kembali material yang dipakai.

Untuk menjadikan biomining sukses dibutuhkan penelitian dan pengembangan di berbagai bidang antara lain :

Nano Robotik 
 
Penggunaan nao robotik dalam bidang kesehatan (sumber)
Pengembangan nono robotic diharapkan berperan dalam bidang pertambangan. Saat ini pengembangan nano robotic yang sukses di bidang kesehatan yang berguna sebagai pengantar obat di aliran darah tubuh manusia. Diharapkan ke depan nano robotic juga dapat digunakan sebagai pembuat terowongan menuju tubuh bijih mineral.

Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence)

Penggunaan kecerdasan buatan sangat dibutuhkan untuk menggunakan robot yang dapat berkerja sama seperti kelompok pekerja.Memecahkan masalah yang kompleks dan dapat belajar dan beradaptassi langsung di lingkungan. 
 
Material dan Metalurgi

Di bidang material dan metalurgi dibutukan untuk menciptakan bahan bahan yang kuat dan ringan, memiliki sensor, pelumas, dapat mengurangi gesekan, dan dibutuhkan material yang dapat menyesuaikan dengan lingkungan dan suhu. Pengembangan bahan material ini sangat dibuthkan untuk menciptakan robot atau mesin yang dapatmudah bergerak dan berupah sesuai dengan kondisi si penambangan.

Biologi dan Mikrobiologi

Pengunaan bakteri mikroorganisme dibutuhkan untuk melarutkan, memilah dan mengumpulkan material bijih. Dibutuhkan rekayasa genetik terhadap organism sehingga dapat digunakan dalam dunia pertambangan. Penggunaan bakteri dan mikroorganisme ini dapat menggantikan bahan kimia yang sering digunakan dalam oenambangan saat ini. Sehingga ke depannya rekaya biologi dapat diharapkan mengganti dan merupah penambangan saat ini yang sering merusak, mencemari, dan menggangu lingkungan hidup.

Referensi
Mining Magazine , Month December 2014
Read More

Minggu, 25 Mei 2014

Potensi Mineral Emas Di Kabupaten Malang

Pendahuluan 

Secara geologi Pulau jawa bagian selatan merupakan daerah yang terbentuk akibat adanya Gunung api purba. Selain menyuburkan tanah di bagian Selatan, Gunung Api Purba ini juga menghasilkan Endapan Mineral logam berupa Emas , Perak, dan Tembaga. Sepanjang Jalur selatan ini ditemukan berbagai tambang emas yang ekonomis antara lain : Cibaliung (Banten) , Cikotok (Sukabumi) , Pongkor (bogor) , Ciemas (Sukabumi) dan Tumpang Pitu (Banyuwangi).


Lokasi Tambang Emas Di Indonesia

Menurut Van Bemmelen daerah selatan Pulau Jawa ini disebut dengan Old Andesite Formation.Sebutan OAF ini karena sebagian besar selatan jawa terbentuk akbat endapan vulkanik purba yang menghasilkan batuan dengan komposisi andesitik Endapan andesit ini lah yang menyusun sebagian besar pegunungan selatan jawa. Kemenerusan pola ini juga melewati daerah selatan Malang. Sehingga potensi logam emas sangat mungkin juga terdapat di selatan malang.

Pola Kemenerusan Mineralisasi di Pulau Jawa (Elysium Resources)

 

 Geologi Malang Selatan


Secara geologi Pegunungan Malang Selatan tersusun atas endapan gunung api, batuan terobosan dan batuan sedimen. Dari Tua ke muda batuan penyusunnya antara lain: 

Formasi Mandalika 

Formasi Mandalika ini terdiri dari endapan lava andesit, basal, trakit, dasit, dan breksi andesit

Formasi Wuni 

Formasi Wuni ini terdiri dari breksi dan  lava berkomposisi andesit dan basal, breksi tuf, lahar, dan tuf pasiran.Formasi ini menindih tak selaras dengan formasi mandalika. 

Formasi Nampol 

Formasi Nampol ini terdiri dari endapan sedimen dan tak selaras dengan Formasi Mandalika Formasi ini terdiri dari endapan batupasir tufaan, batulempung, napal pasiran, batupasir gampingan, dan batulempung hitam.Formasi ini menjemari dengan Formasi Wonosari

Formasi Wonosari

Formasi Wonosari ini trdiri dari terumbu gamping,gamping kristalin, napal pasiran,batulempung kebiruan, dan batugamping pasiran.

Batuan Terobosan (Intrusi)

Batuan terobosan yang ditemui di Malang selatan antara lain :

Diorit Kuarsa, Batuan ini menerobos Formasi Mandalika dan ditemukan dalam keadaan terekahkan atau terdapat kekar yang tak teratur di Kampung wediawu dan kampung Purwodadi.

Granodiorit , Batuan ini menerobos Formasi Mandalika sehingga terkersikan dan terpropilitkan dan terdapat di Kali Sat, Kali Tundo, Anak kali Purwo dan tebing - tebing bagian selatan Kampung Pujiharjo, dan Kampung Purwodadi. Batuan Granodiorit ini dijumpai mineral pirit dan mineral bijih.

Dasit , Batuan ini diperkirakan menerobos Formasi Mandalika. terdapat di sebelah Utara Kampung Purwodadi dan umumnya telah lapuk.


Stratigrafi Malang Selatan (Lembar Turen)

 

Hasil Penelitian

Beberapa penelitian dilakukan di daerah malang untuk mencari potensi logam emas yang dilakukan Pusat Sumber Daya Geologi. Beberapa lokasi telah diteliti dan disurvei antara lain: 
Kalipare , Sumbermanjing wetan , Tirtoyudo dan Ampel Gading. Hasil contoh telah dianalisa dengan beberapa kandungan logam. Berikut ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan Pusat Sumber Daya Geologi Bandung (W. Widodo, 2002)
.
Di Kecamatan Kalipare , Kabupaten Malang ditemukan indikasi mineralisasi berupa batuan ubahan argilik. Hasil analisis kimia batuan yang di ambil di daerah ini menunjukkan kandungan 637 – 736 ppb Au, 544 – 844 ppb Hg dan 341 – 1.040 ppm As.

Di daerah Purwodadi dan Pujiharjo , Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang ditemukan bongkah urat kuarsa di Kali Sat , Dusun Legoksono, Desa Purwodadi dengan kandungan Kalkopirit (CuFeS2), Pirit (FeS2) , dan kalkosit (Cu2S). Di daerah Kali Wedi Awu (Kampung Wediawu) juga ditemukan butiran emas hasil dari pendulangan. Sedangkan di hulu Kali Wader (Desa Purwodadi) ditemukan adanya singkapan urat - urat kecil (veinlet) dengan kandungan mineral kalkopirit (CuFeS2) dan Sphalerite (Zn,FeS) dengan ubahan batuan berupa silisifikasi, argilik, dan propilitik dengan batuan ubahan berupa andesit Formasi Mandalika. Hasil uji kandungan kimia sample batuan dari daerah ini menunjukkan kandungan 2.681 – 15.200 ppm Zn, 500 – 1.466 ppb Hg, 1.390 ppm As, 2.028 – 7.253 ppm Cu dan 897 – 980 ppb Au.

Selain itu dari ditemuakn juga endapan mineral galena (PbS2) di sekitar  Kali Sumberjambe , Kali Penguluran serta endapan mangan di sekitar Gunung Lincing dan Gunung Keri. 
 

Potensi penemuan endapan tipe porfiri 

Pada tahun 2013 perusahaan eksplorasi emas dari australia meneliti potensi endapan tipe porfiri di Malang Selatan tepatnya Kecamatan Sumbermanjing wetan. Setelah ditemukan adanya potensi mineral emas di Tumpang Pitu (Banyuwangi), Elang ( Sumbawa) , Selodong (Sumbawa) , dan Brambang (Sumbawa). Potensi endapan porfiri ini juga kemungkinan mengikuti pola kemenerusan old andesite formation di Pulau Jawa.

Potensi Deposit dengan tipe Porfiri di Selatan Jawa
Dari ke empat endapan emas tipe porfiri ini berhubungan dengan penunjaman lempeng Australian di selatan Pulau Jawa. Diperkirakan di Malang memiliki kemiripan sistem geologi / cebakan mineral yang telah ditemukan di Banyuwangi dan Pulau sumbawa. Pada tambang Batu hijau (Sumbawa) dilaporkan memiliki kandungan sebesar 13.1 Juta ounce Au dan 12,7 Milyar lb Cu, Elang (Sumbawa)  dilaporkan tereka dan terindikasi sebesar 25.3 Juta ounce Au dan ~16.3 Milyar lb Cu, Tujuh Bukit (Banyuwangi) dilaporkan tereka sebesar ~28.1 Juta ounce Au dan ~19.0 milyar lb  Cu.

Kandungan deposit porfiri di jalur mineralisasi selatan Jawa dan Sumbawa
(Elysium Resources)

Saat ini diperkirakan ada 4 propect utama yang ditemukan yaitu Tambak Rejo , Tampak Bedil, Binglis dan Purwoharjo. Hasil sampel unsur Geokimia menunjukkan adanya mineral emas , tembaga, arsen, dan antimony. unsur unsur ini menunjukkan path finder dengan tipe High sulfida sistem. sedangkan di permukaan ditemukan litocap alterasi yang luas dan mengambarkan adanya unsur emas, perak, dan tembaga. Kemungkinan sistem deposit porfiri Cu-Au ini berada di bawah dengan sistem High sulfida. 


Peta lokasi Iup, Prospek dan Peta Geologi (Lembar Turen)

Sebelumnya beberapa perusahan telah mengambil sample batuan. Indochina Goldfield Limited di tahun 1990 dan Asian Gold (Ivanhoe) di tahun 2006 menunjukan hasil yang signifikan. Hasil ini termasuk unsur dengan kadar 8.11 ppm Au, 0.1% Cu, 490 ppm As dan 36 ppm Sb. Low oxide gold berkadar 0.3 - 0.7 ppm ditemukan di daerah Binglis pada eksplorasi sebelumnya. Hasil ini berada di atas prospek area dan berkaitan dengan silika. urat - urat kuarsa ini bertekstur vuggy quartz dan pervasive quartz.


Mineralisasi dengan tekstur vuggy quartz dengan kandungan mineral sulfida 2 - 5 % (Elysium Resources)

Besi Oksida dengan mineral dominan Hematite, kandungan emas berkisar antara 0.3 - 0.7 ppm (Elysium Resources)

Survei Lapangan

Survei lapangan ini terutama berada di area luar IUP (Gunung Pondok Segoro). Hasil pengamatan akses menuju ke daerah Tirtoyudo terutama kampung legoksono sangat sulit dengan jalan berliku dan sempit. selain itu di daerah tersebut jarang dijumpai kawasan penduduk. Sebagian besar tempat berupa hutan yang sulit di akses sehingga hanya dilakukan pengamatan di tepian jalan raya. Beberapa singkapan terlihat adanya alterasi batuan propilitik.

Foto perbukitan di selatan Malang (foto pribadi)

Referensi

Sujanto dkk., 1992. Peta Geologi lembar Turen. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi : Bandung

W. Widodo dan S. Simanjutak , 2002 SUB DIT. MINERAL LOGAM  (HASIL KEGIATAN EKSPLORASI MINERAL LOGAM KERJASAMA TEKNIK ASING DAERAH PEGUNUNGAN SELATAN JAWA TIMUR (JICA MMAJ - Jepang) dan CIANJUR (KIGAM – Korea))

Breakaway Research, Elysium Resources Limited
Read More

Rabu, 25 Desember 2013

Perbedaan Tipe Endapan Mineral

 
Lingkungan pembentukan endapan mineral

Endapan Early Magmatik


Genesa : Endapan yang terbentuk  pada saat awal kristalisasi magma akibat diferensiasi magma, magma mixing, atau asimilasi magma atau yang disebut orto magmatic. Dapat terbentuk oleh proses segregasi, diseminasi, atau injeksi material yang terdiferensiasi.




Ciri-ciri: Batuan berwarna gelap, relative lebih berat dan mineralnya kecil-kecil.


Distribusi: Ditemukan pada tubuh intrusi magma dalam, dan berasosiasi dengan batuan beku ultrabasa-basa.


Tekstur dan struktur khas: Pada endapan kromit terdapat struktur podiform dan stratiform.


Bijih: Mineral yang terbentuk adalah kromit (Cr), Magnetit (Fe), Korundum, Intan, Platinum.


Endapan Pegmatit


Genesa : Larutan sisa kristalisasi yang memiliki kandungan silikat rendah dan kandungan air dan volatil yang cukup tinggi dapat menyebabkan viskositas dan titik beku mineral turun lalu membentuk pegmatit.


Ciri-ciri : butir-butir berukuran besar, gangue berupa kuarsa


Distribusi : Ditemukan pada intrusi plutonik berupa dike atau urat pada batas batholit dengan komposisi granitik dan berasosiasi dengan batuan beku dan metamorf.


Tekstur dan struktur khas : Fanerik,


Bijih : turmalin, pirit (Fe)


Endapan porfiri Cu / skarn


Genesa: Terbentuk akibat intrusi batuan beku yang komposisinya intermedier-asam dan mengalami kontak dengan batuan samping pada kedalaman yang sedang, sekitar 1-4km.


Ciri-ciri: Tekstur porfiritik, urat-urat kuarsa, breksiasi


Tekstur dan struktur khas : Tekstur porfiritik dengan vein/urat kuarsa. Struktur veins, vein sets, stockworks, fractures, dan breccia pipes.


Bijih: pirit, turmalin, kalkopirit, cuprit



Endapan Epitermal


Genesa: Endapan hidtrotermal yang terbentuk pada kedalaman dangkal (1-2km) dan memiliki temperatur <150-300oC pada saat pembentukan.


Ciri-ciri: Mineral bijih Au dominan, tekstur dan struktur khas kuarsa


Distribusi: Terjadi pada daerah island arc atau continental arc yang berasosiasi dengan subduksi dan batuan andesit, dasit, riolit. Subduksi menyebabkan aktivitas hidrotermal yang semakin ke permukaan.


Tekstur dan struktur khas : Struktur cockade, colloform, crosstiform, comb (low suplhidation) dan struktur vuggy quartz (high sulphidation). Selain itu ada juga struktur sacharoidal atau gabungan. Tekstur: cavity filling, veins, breccias.


Terdapat dua jenis epitermal, dengan ciri mineral:


Low sulfidation: Pyrite, gold, sphalerite, galena (arsenopyrite), quartz, chalcedony, calcite, adularis, illite, carbonates


High sulfidation: Pyrite, enargite, chalcopyrite, tennanite, covellite, gold, tellurides, Quartz, alunite, barite, kaolinite, pyrophyllite


Bijih: Emas


Endapan VHMS (Volcanic-Hosted Massive Sulphide)


Genesa: Terbentuk oleh aktivitas vulkanik dengan bantuan fluida hidrotermal (fluida magmatik dan fluida meteorik-air laut) dalam pembentukan endapan mineral. Kemudian material hidrotermal disemburkan melalui cerobong yand disebut black smoker


Distribusi : berasosiasi dengan active spreading ridges pada back-arc basin atau berasosiasi dengan black smoker dan white smoker,terdapat pada daerah vulkanik bawah laut (batuan ekstrusif dan sedimen vulkanik).


Ciri-ciri: Mineral utama berupa Pb dan Zn. Terdapat mineral sulfida dan sulfat yang cukup banyak.


Tekstur dan struktur khas: Tekstur yang mencirikan akumulasi, pertumbuhan, dan pengendapan, seperti colloform, growth-zoned, bedding & banding, dan stockwork.


Bijih: Sfalerit, galena, pirit


 Endapan Sedex


Genesa: Endapan yang dihasilkan akibat aktivitas hidrotermal yang disemburkan, dan menyertai proses continental rifting pada dasar suatu cekungan lokal, tidak berasosiasi dengan kegiatan magmatik.


Ciri-ciri: Mineral utama berupa Pb dan Zn. Mengandung mineral batuan sampingnya yang berupa batuan sedimen, seperti mineral lempung, mineral karbonat.


Distribusi: Terbentuk pada dasar cekungan lokal yang berasosiasi dengan continental rifting dengan batuan sekitar shale atau siltstone ataupun batuan karbonat.


Tekstur dan struktur khas: Terbentuk tekstur berupa lapisan halus dan sering ditemukan berlapis (interbanded) dengan material batuan


Zonasi dan mineral penciri: Timah (lead) dan sulfur yang berasal dari air laut.


Endapan Residual


Genesa: Endapan ini terbentukan dari sisa material yang tidak ikut terlarut atau lapuk akibat proses di alam. Endapan ini dapat disebut endapan sisa.


Ciri-ciri : Terdapat laterit yang mengandung akumulasi kandungan logam tertentu.


Lingkungan pembentukan : lingkungan yang beriklim tropis hangat, relief topografi rendah, sedang, kehadiran vegetasi termasuk bakteri, dan waktu yang panjang & tidak ada erosi.


Tekstur dan struktur khas :  yang jelas dull


Zonasi dan mineral penciri : Dari atas sampai bawah:


-   Laterite: tanah di permukaan


-   Saprolite zone : limonit


-   Leaching zone : daerah pencucian (zona aktif pelapukan)


-   Bed rock: batuan induk


Bijih: bauksit, nikel sulfide, limonit, hematit


Endapan Supergene Enrichment


Genesa: Endapan yang terbentuk akibat pelapukan dan pelarutan mineral ekonomis yang lalu terbawa oleh fluida dan terendapkan di lokasi lain, dan terjadi pengayaan. Dapat pula terjadi akibat mineral pengotor yang mengalami pelarutan dan pelapukan, sehingga tinggal mineral ekonomis yang tertinggal di tempat tersebut.


Ciri-ciri : Memiliki kandungan besi yang tinggi akibat oksidasi dan juga merupakan kumpulan endapan logam murni.


Lingkungan pembentukan : Lingkungan yang sama dengan residual, namun berbeda proses pembentukannya. Setelah material terlepas dari batuan induk dan melapuk, lalu mengalami proses pengayaan mineral dan menyatu pada zona enrichment. Sisanya yang merupakan gangue mineral akan terbawa sampai ke Gossan.


Tekstur dan struktur khas : -


Zonasi dan mineral penciri : Dari atas sampai bawah:


- Gossan: tanah berwarna kemerahan akibat oksidasi


- Leached zone


- Oxidized zone


- Enriched zone: bijih besi, mangan, kalkopirit, kalkosit, dan kovelit

 Primary mineralization: batuan induk/bed rock

Read More