Showing posts with label Ramadhan. Show all posts
Showing posts with label Ramadhan. Show all posts

Thursday, September 1, 2011

Jom... PERBANYAKKAN SEDEKAH.

STICKY POST RAMADHAN. ENTRY BARU, ADA DI BAWAH.

Assalamualaikum wbt.

Salam Ramadhan.




Sedekah di Bulan Ramadhan.
Kedermawanan Rasulullah di Bulan Ramadhan
Rasul kita shallallahu ‘alaihi wa sallam, teladan terbaik bagi kita, beliau adalah orang yang paling dermawan, dan kedermawanan beliau lebih dahsyat lagi di bulan Ramadhan. Hal ini diceritakan oleh Ibnu Abbas radhiallahu’anhuma:
كان رسول الله صلى الله عليه وسلم أجود الناس ، وكان أجود ما يكون في رمضان حين يلقاه جبريل ، وكان يلقاه في كل ليلة من رمضان فيُدارسه القرآن ، فالرسول الله صلى الله عليه وسلم أجودُ بالخير من الريح المرسَلة
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan. Dan beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan saat beliau bertemu Jibril. Jibril menemuinya setiap malam untuk mengajarkan Al Qur’an. Dan kedermawanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melebihi angin yang berhembus.” (HR. Bukhari, no.6)
Dari hadits di atas diketahui bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada dasarnya adalah seorang yang sangat dermawan. Ini juga ditegaskan oleh Anas bin Malik radhiallahu’anhu:
كان النبي صلى الله عليه وسلم أشجع الناس وأجود الناس
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling berani dan paling dermawan.” (HR. Bukhari no.1033, Muslim no. 2307)
Namun bulan Ramadhan merupakan momen yang spesial sehingga beliau lebih dermawan lagi. Bahkan dalam hadits, kedermawanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dikatakan melebihi angin yang berhembus. Diibaratkan demikian karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat ringan dan cepat dalam memberi, tanpa banyak berpikir, sebagaimana angin yang berhembus cepat. Dalam hadits juga angin diberi sifat ‘mursalah’ (berhembus), mengisyaratkan kedermawanan Rasulullah  shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki nilai manfaat yang besar, bukan asal memberi, serta terus-menerus sebagaimana angin yang baik dan bermanfaat adalah angin yang berhembus terus-menerus. Penjelasan ini disampaikan oleh Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Fathul Baari.
Oleh karena itu, kita yang mengaku meneladani beliau sudah selayaknya memiliki semangat yang sama. Yaitu semangat untuk bersedekah lebih sering, lebih banyak dan lebih bermanfaat di bulan Ramadhan, melebihi bulan-bulan lainnya.
Dahsyatnya Sedekah di Bulan Ramadhan
Salah satu sebab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi teladan untuk lebih bersemangat dalam bersedekah di bulan Ramadhan adalah karena bersedekah di bulan ini lebih dahsyat dibanding sedekah di bulan lainnya. Diantara keutamaan sedekah di bulan Ramadhan adalah:
1. Puasa digabungkan dengan sedekah dan shalat malam sama dengan jaminan surga.
Puasa di bulan Ramadhan adalah ibadah yang agung, bahkan pahala puasa tidak terbatas kelipatannya. Sebagaimana dikabarkan dalam sebuah hadits qudsi:
كل عمل ابن آدم له الحسنة بعشر أمثالها إلى سبعمائة ضعف قال عز و جل : إلا الصيام فإنه لي و أنا الذي أجزي به
“Setiap amal manusia akan diganjar kebaikan semisalnya sampai 700 kali lipat. Allah Azza Wa Jalla berfirman: ‘Kecuali puasa, karena puasa itu untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya.’” (HR. Muslim no.1151)
Dan sedekah, telah kita ketahui keutamaannya. Kemudian shalat malam, juga merupakan ibadah yang agung, jika didirikan di bulan Ramadhan dapat menjadi penghapus dosa-dosa yang telah lalu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
من قام رمضان إيماناً واحتساباً غفر له ما تقدم من ذنبه
“Orang yang shalat malam karena iman dan mengharap pahala, akan diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari no.37, 2009, Muslim, no. 759)
Ketiga amalan yang agung ini terkumpul di bulan Ramadhan dan jika semuanya dikerjakan balasannya adalah jaminan surga. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
إن في الجنة غرفا يرى ظاهرها من باطنها وباطنها من ظاهرها أعدها الله لمن ألان الكلام وأطعم الطعام وتابع الصيام وصلى بالليل والناس نيام
“Sesungguhnya di surga terdapat ruangan-ruangan yang bagian luarnya dapat dilihat dari dalam dan bagian dalamnya dapat dilihat dari luar. Allah menganugerahkannya kepada orang yang berkata baik, bersedekah makanan, berpuasa, dan shalat dikala kebanyakan manusia tidur.” (HR. At Tirmidzi no.1984, Ibnu Hibban di Al Majruhin 1/317, dihasankan Ibnu Hajar Al Asqalani di Hidayatur Ruwah, 2/47, dihasankan Al Albani di Shahih At Targhib, 946)
2. Mendapatkan tambahan pahala puasa dari orang lain.
Kita telah mengetahui betapa besarnya pahala puasa Ramadhan. Bayangkan jika kita bisa menambah pahala puasa kita dengan pahala puasa orang lain, maka pahala yang kita raih lebih berlipat lagi. Subhanallah! Dan ini bisa terjadi dengan sedekah, yaitu dengan memberikan hidangan berbuka puasa untuk orang lain yang berpuasa. Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
من فطر صائما كان له مثل أجره ، غير أنه لا ينقص من أجر الصائم شيئا
“Orang yang memberikan hidangan berbuka puasa kepada orang lain yang berpuasa, ia akan mendapatkan pahala orang tersebut tanpa sedikitpun mengurangi pahalanya.” (HR. At Tirmidzi no 807, ia berkata: “Hasan shahih”)
Padahal hidangan berbuka puasa sudah cukup dengan tiga butir kurma atau bahkan hanya segelas air, sesuatu yang mudah dan murah untuk diberikan kepada orang lain.
كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يفطر على رطبات قبل أن يصلي فإن لم تكن رطبات فعلى تمرات فإن لم تكن حسا حسوات من ماء
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berbuka puasa dengan beberapa ruthab (kurma basah), jika tidak ada maka dengan beberapa tamr (kurma kering), jika tidak ada maka dengan beberapa teguk air.” (HR. At Tirmidzi, Ahmad, Abu Daud, dishahihkan Al Albani di Shahih At Tirmidzi, 696)
Betapa Allah Ta’ala sangat pemurah kepada hamba-Nya dengan membuka kesempatan menuai pahala begitu lebarnya di bulan yang penuh berkah ini.
3. Bersedekah di bulan Ramadhan lebih dimudahkan.
Salah satu keutamaan bersedekah di bulan Ramadhan adalah bahwa di bulan mulia ini, setiap orang lebih dimudahkan untuk berbuat amalan kebaikan, termasuk sedekah. Tidak dapat dipungkiri bahwa pada dasarnya manusia mudah terpedaya godaan setan yang senantiasa mengajak manusia meninggalkan kebaikan, setan berkata:
فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ
“Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus.” (Qs. Al A’raf: 16)
Sehingga manusia enggan dan berat untuk beramal. Namun di bulan Ramadhan ini Allah mudahkan hamba-Nya untuk berbuat kebaikan, sebagaimana dikabarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
إذا جاء رمضان فتحت أبواب الجنة ، وغلقت أبواب النار ، وصفدت الشياطين
“Jika datang bulan Ramadhan, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu.” (HR. Bukhari no.3277, Muslim no. 1079)
Dan pada realitanya kita melihat sendiri betapa suasana Ramadhan begitu berbedanya dengan bulan lain. Orang-orang bersemangat melakukan amalan kebaikan yang biasanya tidak ia lakukan di bulan-bulan lainnya. Subhanallah.
Adapun mengenai apa yang diyakini oleh sebagian orang, bahwa setiap amalan sunnah kebaikan di bulan Ramadhan diganjar pahala sebagaimana amalan wajib, dan amalan wajib diganjar dengan 70 kali lipat pahala ibadah wajib diluar bulan Ramadhan, keyakinan ini tidaklah benar. Karena yang mendasari keyakinan ini adalah hadits yang lemah, yaitu hadits:
يا أيها الناس قد أظلكم شهر عظيم ، شهر فيه ليلة خير من ألف شهر ، جعل الله صيامه فريضة ، و قيام ليله تطوعا ، و من تقرب فيه بخصلة من الخير كان كمن أدى فريضة فيما سواه ، و من أدى فريضة كان كمن أدى سبعين فريضة فيما سواه ، و هو شهر الصبر و الصبر ثوابه الجنة ، و شهر المواساة ، و شهر يزاد فيه رزق المؤمن ، و من فطر فيه صائما كان مغفرة لذنوبه ، و عتق رقبته من النار ، و كان له مثل أجره من غير أن ينتقص من أجره شيء قالوا : يا رسول الله ليس كلنا يجد ما يفطر الصائم ، قال : يعطي الله هذا الثواب من فطر صائما على مذقة لبن ، أو تمرة ، أو شربة من ماء ، و من أشبع صائما سقاه الله من الحوض شربة لايظمأ حتى يدخل الجنة ، و هو شهر أوله رحمة و وسطه مغفرة و آخره عتق من النار ،
“Wahai manusia, telah datang kepada kalian bulan yang agung dan penuh berkah. Di dalamnya terdapat satu malam yang nilai (ibadah) di dalamnya lebih baik dari 1000 bulan. Allah menjadikan puasa pada siang harinya sebagai sebuah kewajiban, dan menghidupkan malamnya sebagai perbuatan sunnah (tathawwu’). Barangsiapa (pada bulan itu) mendekatkan diri (kepada Allah) dengan satu kebaikan, ia seolah-olah mengerjakan satu ibadah wajib pada bulan yang lain. Barangsiapa yang mengerjakan satu perbuatan wajib, ia seolah-olah mengerjakan 70 kebaikan di bulan yang lain. Ramadhan adalah bulan kesabaran, dan kesabaran itu balasannya surga. Ia (juga) bulan tolong-menolong, di mana di dalamnya rezki seorang Mukmin bertambah (ditambah). Barangsiapa (pada bulan itu) memberikan buka  kepada seorang yang berpuasa, maka itu menjadi maghfirah (pengampunan) atas dosa-dosanya, penyelamatnya dari api neraka dan ia memperoleh pahala seperti orang yang berpuasa itu, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa (itu) sedikitpun.” Kemudian para Sahabat berkata, “Wahai Rasulullah, tidak semua dari kita memiliki makanan untuk diberikan sebagai buka orang yang berpuasa.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Allah memberikan pahala tersebut kepada orang yang memberikan buka dari sebutir kurma, atau satu teguk air atau susu. Ramadhan adalah bulan yang permulaannya rahmat, pertengahannya maghfirah (ampunan) dan akhirnya pembebasan dari api neraka.”
Hadits ini diriwayatkan oleh Al Baihaqi, Al Hakim, Ibnu Khuzaimah (no. 1887) dan Al Ash-habani dalam At Targhib(178). Hadits ini didhaifkan oleh para pakar hadits seperti Al Mundziri dalam Targhib Wat Tarhib (2/115), juga oleh Dhiya Al Maqdisi di Sunan Al Hakim (3/400), bahkan dikatakan oleh Al Albani hadits ini Munkar, dalam Silsilah Adh Dhaifah (871).
Ringkasnya, walaupun tidak terdapat kelipatan pahala 70 kali lipat pahala ibadah wajib di luar bulan Ramadhan, pada asalnya setiap amal kebaikan, baik di luar maupun di bulan Ramadhan akan dilipatgandakan oleh Allah 10 sampai 700 kali lipat. Berdasarkan hadits:
‏إن الله كتب الحسنات والسيئات ثم بين ذلك فمن هم بحسنة فلم يعملها كتبها الله له عنده حسنة كاملة فإن هو هم بها فعملها كتبها الله له عنده عشر حسنات إلى سبع مائة ضعف إلى أضعاف كثيرة
“Sesungguhnya Allah mencatat setiap amal kebaikan dan amal keburukan.” Kemudian Rasulullah menjelaskan: “Orang yang meniatkan sebuah kebaikan, namun tidak mengamalkannya, Allah mencatat baginya satu pahala kebaikan sempurna.  Orang yang meniatkan sebuah kebaikan, lalu mengamalkannya, Allah mencatat pahala baginya 10 sampai 700 kali lipat banyaknya.” (HR. Muslim no.1955)
Oleh karena itu, orang yang bersedekah di bulan Ramadhan akan dilipatgandakan pahalanya 10 sampai 700 kali lipat karena sedekah adalah amal kebaikan, kemudian berdasarkan Al A’raf ayat 16 khusus amalan sedekah dilipatkan-gandakan lagi sesuai kehendak Allah. Kemudian ditambah lagi mendapatkan berbagai keutamaan sedekah. Lalu jika ia mengiringi amalan sedekahnya dengan puasa dengan shalat malam, maka diberi baginya jaminan surga. Kemudian jika ia tidak terlupa untuk bersedekah memberi hidangan berbuka puasa bagi bagi orang yang berpuasa, maka pahala yang sudah dilipatgandakan tadi ditambah lagi dengan pahala orang yang diberi sedekah. Jika orang yang diberi hidangan berbuka puasa lebih dari satu maka pahala yang didapat lebih berlipat lagi.
Kredit artikel : SINI.



Monday, August 29, 2011

Eid Mubarak. Raya Pertama di Malaysia.

Assalamualaikum wbt.

Allahu akbar. Allahu akbar... Allahu akbar...

La ilaha illa Allahu wa Allahu akbar...

Ya. Saya rindu takbir raya di Malaysia yang lebih mendayu. Ada rasa sayu. Banding dengan takbir di London yang nadanya lebih bersemangat tanda meraikan kemenangan kita selepas sebulan menjalani ibadah Ramadhan. Dua-dua ada kelebihan masing-masing. Yang penting kita. Adakah kita keluar dari Madrasah Ramadhan sebagai seorang hamba yang bertaqwa. 

Eid Mubarak..!!!

Kullu A'm Wa Antum Bi Khair
( Semoga kamu dalam kebaikan sepanjang tahun ini. Insyaallah )

Ingatan untuk saya dan kalian juga :

Jaga aurat. Jaga aurat. Jaga aurat. Bergaya tak salah. Biarlah sederhana. 

Masa inilah kesempatan untuk kita bersalaman.  Jangan main salam saja. Jaga-jaga ya. 

Ok. Rasa-rasa dah puas makan lauk raya. Jom sama-sama kita amalkan yang sunat. 

Puasa enam. 

Moga kita dapat manfaat bersama. 

Selamat Hari Raya Aidilfitri. 

Dalam sebuah riwayat hadis, berkata Wathilah :
“Aku bertemu Rasulullah SAW pada hari raya dan aku katakan kepada Baginda:

 Taqabbalallahu minna wanimkum 
(semoga Allah menerima daripada kami dan daripada kamu), 

lalu Baginda menjawab: ‘Ya,taqabbalallahu minna wa minkum’.

(Riwayat al-Baihaqi)






Sunday, August 28, 2011

Hadiah Aidilfitri daripada jiran Cina depan rumah.

Assalamualaikum wbt.

Salam Ramadhan buat semua.

Tadi petang tergesa-gesa pergi kedai bakeri. Ambik tu. Ambik ini. Capai yang sana, capai yang sini. Kira satu sampai lima kotak dan papan kek terus masuk bakul. Letak dekat kaunter semuanya berharga RM150. Waaaa... beli barang sekarang tak pernah yang tak lebih dari RM100. Memang tak boleh (blaah) nak bawak RM50 saja. Dalam hati nak itu nak ini. Dalam tangan ada RM50. Nampak gaya tengok aje. Inilah harga sebuah kehidupan pada hari ini. 

Dalam perjalanan nak balik, mesti lalu Bazar Ramadhan Danau Kota. Lalu saja. Setakat ni alhamdulillah tak pernah beli apa-apa di bazar ramadhan. Pernah sekali kawan saya belikan air soya cincau. Tak sempat untuk minum semasa berbuka. Dah lewat malam baru saya berkesempatan untuk nikmati. Tuang dalam cawan, dengan lafaz bismillah saya teguk sekali. Lama air soya duduk dalam mulut sambil saya berfikir mencari apa yang tak kena dengan air yang diminum. Kenapa ada rasa susu tepung. Ada rasa lendir yang terus menoktahkan niat untuk menelan. Air dah basi. 

Menangis dalam diam sekejap mengenangkan betapa teringinnya saya mahu minum air soya tersebut. Langsung tak boleh diminum. Membazir saja. 

Itu satu. Ada satu masa, saya perhatikan dah dua kali perkara yang sama berlaku. Pertama kali ketika jam menunjukkan pukul 3.00 petang. Kali kedua hari ini, ketika jam 4.30 petang. Tak jauh pun beza masa kejadian. Seorang peniaga yang sedang bersiap sedia untuk memulakan perniagaan. Ada bungkusan air digantung pada hal masa berbuka masih jauh lagi belum tiba.

Terkejut. Masa kejadian kali pertama saya masih boleh berbaik sangka. Mungkin bukan air minuman. Entah air basuh tangan atau bungkusan hari semalam.

Hari ini bila kali kedua saya melihat bungkusan yang sama. Cuma air saja yang berubah. Saya beristigfar dalam hati. Sedih. Terdetik dalam hati,' Di manakah keberkatan hasil berniaga jika peniaganya tidak berpuasa?' ~Hanya Allah yang tahu jawapan pada persoalan saya ini.~

Haaiii... panjang benar jalan yang saya lalu hari ni ya. Mananya cerita hadiah hari raya. :)

Cerita hadiah raya saya pendek saja. Saya panjangkan dengan cerita lain. Moga ada pengajaran untuk difikirkan bersama.

Dah sampai lorong nak masuk rumah, dari jauh saya nampak pintu pagar rumah terbuka. Sudaahh..! Saya lupa nak cangkuk mangga ke dekat pagar? Makin dekat makin perlahan langkah saya. Mula fikir macam-macam. Pencuri ke? Almaklumlah raya ni makin banyak kes kecurian berlaku.

Tiba-tiba ada satu kepala terjenguk dari dalam pagar. Cehhh... adik lelaki saya rupanya. Kesian. Sapa suruh tak buat kunci pendua. Kan dah kena tunggu. ;P

Sambil duk pulas kunci, jiran depan rumah duk senyum macam nak jumpa saya. "Eh. cina ni nak apa?" Saya macam buat tak endah je. Tak lama keluar sorang lagi bawa paper bag kat tangan. Saya pun pandang je dorang sambil menunggu. Apa lah depa ni nak minta tolong. Kot nak minta tolong sampaikan barang pada kawan mereka ke. Ye lah. Kot depa tak dak kat rumah. Nanti kawan dia tekan loceng rumah saya minta barang. 

Tak lama lepas tu saya pergi dekat pagar rumah mereka. Selangkah saja. "Selamat Hari Raya". Sambil menghulurkan beg kertas. Saya senyum. Terkedu kejap nak balas apa. Takkan nak ucap balas selamat hari raya kan. Untung otak cepat bertindak memberi isyarat pada mulut suruh ucap terima kasih. 

Kata yang lelaki, ' Halal. Awak boleh makan. Takde bahan pengawet. Kek tahan 2 minggu.' Saya senyum lagi sambil ucap terima kasih lagi. 

Saya masuk rumah sambil senyum sengih dalam hati. Malu nak buka kotak depan adik. Biarkan dulu. Saya tolong adik angkat barang nak bawa balik rumah Keramat. 

Selesai semua. Baru saya buka kotak yang ada dalam beg kertas. Suspen. Suspen. Apa la ada dalam kotak tu ye. Siap ada reben hijau lagi.

Satu... Dua... Tigaaaaaa...!! 


Euwwww... seybok je biskut raya tu nak masuk. Buat muka simpati kat saya tadi. Katanya. 'Saya nak bergambar jugak.' 


Sambil duduk tenung kotak hadiah ni, sempat lagi saya berfikir. 'Macam ni ye rasa bila dapat hadiah.' Seronok. Entah la. Sebelum ni rasa juga. Kali ni lebih terasa sebab orang yang bagi ni bukan sama bangsa. Tak sama agama. Apa yang saya dapat katakan, 'Inilah nikmat memberi tanpa mengira siapa.' Alhamdulillah. 


Moist Chocolate Chips Cake. Telan liur sekejap. Aduiii. Menggoda betul kek ni. Tak sabar tunggu masa berbuka. Mula-mula bila sekali tengok. Dah simpan niat nak hidang masa raya. Dua kali tengok, nak rasa sikit aci tak? Tiga kali tengok, potonglah sikit. Tak tahan la tengok. 


Percaya tak. Saya makan kek ni je buka puasa tadi. Saya tak masak. Takde apa nak makan. Buah untuk pavlova banyak. Saya yang dah jemu. Rasa malas nak fikir makan apa membawa kepada kesimplean menu berbuka puasa hari ni. Kek coklat sedap binti lembab dan air Neslo.

Alhamdulillah... sedap. Sangat sedap. Cukup rasa. Lembut. Lembab. Rasa coklat dan chips yang tak tahu lah nak gambar macamana. Sampai saya kata lagi. Macam ni ya rasa bila orang bagi makanan kat kita. Rasa dia dua kali ganda sedap sebab ada ikhlas di dalamnya. Ada rasa sayang sesama manusia. 

Cukup. Dah dapat rasa. Alhamdulillah. Bakinya saya mahu simpan untuk dikongsi dengan adik beradik, jiran dan juga sesiapa yang datang bertandang ke rumah. 

Oh ya... Satu lagi yang penting untuk saya jadikan pengajaran dan pembakar semangat. Lepas rasa kek yang sedap ni, saya jadi semakin bersemangat untuk menghasilkan kek coklat sendiri yang rasanya sama (atau hampir sama) dengan yang saya makan ni. Insyaallah. 

Ramadhan tinggal lagi sehari berbaki. Jangan leka dengan kegembiraan untuk menyambut Syawal sedangkan ramadhan belum berakhir lagi. Berpada-padalah wahai sahabat. Mari kita lipat gandakan amalan sementara masih ada masa. 

Malam terakhir di bulan Ramadhan. Manfaatkan. Tak tentu lagi kita dapat berjumpa dengan ramadhan yang akan datang.

Wallahu a'lam.








Thursday, August 25, 2011

PadaMu kekasih...

Assalamualaikum wbt.

Salam Ramadhan pada hari yang ke 25.

Tadi lepas solat Subuh di surau berjemaah, sambil menonton MHI di tv, saya baca status terkini kawan-kawan di FB. Saya tersentuh dengan status dari seorang kenalan jauh. 

Statusnya berbunyi begini...

Aku lihat RAMADAN dari kejauhan.... lalu ku sapa ia, "Hendak kemana?" Dengan lembut ia berkata, "Aku harus pergi, mungkin lama... Tolong sampaikan pesanku untuk orang bernama "MUKMIN". Syawal akan tiba sebentar lagi.... :) Ajaklah SABAR untuk menemani hari-hari dukanya, Peluklah ISTIQOMAH saat dia kelelahan dalam perjalanan taqwa.

Phewww... terus hati yang sedia sebak menjadi bertambah sebaknya. Allah. Allah. Allahu akbar. Rasa sedih mahu meninggalkan kekasih yang bernama Ramadhan untuk menyambut kedatangan kekasih yang bernama Syawal. 

Entah kita dapat tidak berjumpa dengan Ramadhan tahun hadapan.

Allah...


 

Wednesday, August 24, 2011

Ribena... Kelas kau Jah...!

Assalamualaikum wbt.

Selingan Ramadhan...

Akibat terpengaruh dengan iklan. Puasa tahun ni hari-hari minum Ribena. Lepas tengok Jom Berbuka Shahira dengan Ana Raffali. Terus esoknya beli buah longan dalam tin. Saya tambah aiskrim soda sebab dah sedia ada bekalan di rumah. Jadilah Ribena Longan binti Aiskrim Soda. 


Amacam kelas tak bibik..?

Mestilaahhh... ;P



Tuesday, August 23, 2011

Lagu Terbaik Dunia. Asmaul Husna.

Assalamualaikum wbt.

Salam Ramadhan hari ke 23.

Tinggal 6 hari lagi ramadhan bakal berlalu. Jangan cakap banyak. Meh kita gunakan sebaik-baiknya untuk TOP UP amalan kita. Cara macamana. Kita sendiri fikirkan. Pentingnya sentiasa perbaiki niat untuk melakukan kebaikan. Jangan takat niat. Mesti buat. Insyaallah kan. 

Tanya semua orang. Siapa yang tak nak masuk syurga. Cara dan bagaimana saja yang membezakan jalan kita untuk ke sana. Jalan lurus atau jalan yang sentiasa bersimpang siur. 

Saya nak kongsikan dengan anda lagu Asma Ul Husna yang diberi nafas baru oleh Dr Ary Ginanjar Agustin. Beliau seorang pakar motivasi dari Indonesia. Juga merupakan pengasas ESQ Leadership Center. 


Selain dari versi Dato' Siti Nurhaliza. Saya rasa versi ini juga mampu menyentuh hati yang mendengar. Lagi-lagi bila didengar dengan rasa ingin muhasabah diri. Terasa banyaknya kekurangan diri, dosa dan kelalaian yang dilakukan setiap hari. Astagfirullah. Hati tak henti-henti mahukan perubahan. Diberikan kesempatan dan umur yang panjang untuk melakukan sesuatu yang lebih baik untuk hari-hari mendatang.

Bila datang esok hari baru. Masih lagi lalai dan niat berlalu sahaja tanpa amal. Ya Allah ampunilah daku hambaMu yang sentiasa lemah melawan nafsu jahat.

Moga dengan kehadiran Ramadhan yang masih berbaki ini, Allah campakkan rasa untuk menjadi Muslim yang lebih baik. Tak banyak, sikit pun jadilah. Dari sikit tu moga hari ke hari jadi banyak. Insyaallah.

Ya. Jom kita buat. Moga amal kita diterima Allah sebagai bekalan untuk kita meraih syurgaNYA.

Nak masuk syurga tak? :)



Monday, August 22, 2011

Selamat Berbuka Puasa.

Assalamualaikum wbt.


Menu hari ini - Roti Jala.

Alhamdulillah. Dah kenyang.





Saturday, August 20, 2011

Alhamdulillah. Selesai sudah urusniaga hari ini.

Assalamualaikum wbt.

Salam ramadhan di petang hari.

Mesti ramai di kalangan kita (perempuan la kan) yang sedang berkelentung kelentang di dapur. Saya mengambil langkah untuk tidak memasak hari ni. Mahu berehat sedikit sebelum menyambung aktiviti ramadhan di malam hari nanti.

Tadi, jam 6.15 petang selesai penghantaran red velvet dan pavlova untuk Seri. Alhamdulillah. Moga mereka berpuas hati dengan kek yang saya buat. Saat paling berdebar bagi seorang pembuat kek ialah bila menunggu respond dari mereka yang menikmati hasil tangan dari kami. Lebih lagi pembuat kek amatur macam saya. :)


Red Velvet diapit oleh Pavlova.


Less is More.

Ewaaahhh. katakan sajalah tangan kamu masih perlu pergi kelas untuk belajar deco-deco. Tapikan, red velvet ni adalah kek yang tak perlu di touch up banyak-banyak. Rupa tak penting ( alasan nak sedapkan diri yang tak reti deco). Rasa tu yang penting nak..!! Cream cheese topping dia saja. Walllaaahhh. Cream cheese, mascarpone dan whipped cream. Naaahh. Nak tambah berat badan memang sesuai. :)

Biasa bila tak puasa, sambil buat cream cheese topping tangan ni tak reti nak diam. Mesti nak rasa (baca : makan). Bila dah mula tak reti nak berhenti.  Hari ni bila buat masa puasa. Memang tahan sabar betul. Dugaan tengok cream cheese tapi tak leh nak colek. ;P

Oklah. Dah pukul 7.12 petang. Saya nak sediakan air milo untuk berbuka. Pastu tengok-tengoklah makan apa yang ada. 

Selamat berbuka untuk semua.



Keletihan sambil menunggu kek dibakar. Ngantuk.

Assalamualaikum wbt.

Salam ramadhan yang masih berbaki 10 hari.

Sedar tak sedar ( kena sedar diri) dah 20 hari kita menjalani ibadah puasa. Di malam hari menunaikan solat terawikh dan tahajjud bagi merebut pahala yang berkali ganda lebih dari Allah swt. 

Sambil menunggu kek saya masak, saya terfikir satu perkara. Sepanjang ramadhan ni saya sering keletihan selepas maghrib. Habis je solat maghrib mesti terlelap sekejap. 

Sungguh saya terasa malu bila letih bukan kerana beribadat. Letih kerana menyiapkan tempahan kek, tempahan untuk berbuka dan juadah moreh setiap hari. Setiap petang memang tak menang tangan buat sorang-sorang kerja di dapur.

Nak sedapkan hati, saya pujuk diri. "Moga usaha saya untuk mengembirakan mereka di bulan puasa ni diterima Allah sebagai amalan kebajikan juga." 

Jom.. sama-sama kita rebut 10 malam terakhir ramadhan. Walaupun sedikit yang penting nawaitu kita. Ikhlaskan hati. Hanya Allah yang tahu.

Ok... dah. Nak pegi masukkan loyang terakhir kek dalam oven.




Thursday, August 18, 2011

Cerita yang menyentuh hati. Mana Mak?

Assalamualaikum wbt.

Salam Ramadhan...


Jam 6.30 petang.
Mak  berdiri di depan pintu. Wajah Mak kelihatan resah. Mak tunggu adik bungsu balik dari sekolah agama.
Ayah baru balik dari sawah.
Ayah tanya Mak, “Along mana?’
Mak jawab, “ Ada  di dapur tolong siapkan makan.”
Ayah tanya Mak lagi,” Angah mana?”
Mak jawab, “Angah mandi, baru balik main bola.”
Ayah tanya Mak, “Ateh mana?”
Mak jawab, “Ateh, Kak Cik tengok tv dengan Alang di dalam?”
Ayah tanya lagi, “Adik dah balik?”
Mak jawab, “Belum. Patutnya dah balik. Basikal adik rosak kot. Kejap lagi kalau tak balik juga jom kita pergi cari Adik.”
Mak jawab soalan ayah penuh yakin. Tiap-tiap hari ayah tanya soalan yang sama. Mak jawab penuh perhatian. Mak ambil berat di mana anak-anak Mak dan bagaimana keadaan anak-anak Mak setiap masa dan setiap ketika.

Dua puluh tahun kemudian,

Jam 6.30 petang

Ayah balik ke rumah. Baju ayah  basah. Hujan turun sejak tengahari.

Ayah tanya Along, “Mana Mak?”

Along sedang membelek-belek baju barunya.  Along jawab, “Tak tahu.”

Ayah tanya Angah, “Mana Mak?”

Angah  menonton tv.  Angah jawab, “Mana Angah tahu.”
Ayah tanya Ateh, “Mana Mak?”

Ayah menunggu lama jawapan dari Ateh  yang  asyik membaca majalah.


Ayah tanya Ateh lagi, "Mana Mak?"

Ateh  menjawab, “Entah.”


Ateh terus membaca majalah tanpa menoleh kepada Ayah.

Ayah tanya Alang, “Mana Mak?”
Alang tidak jawab. Alang hanya mengoncang bahu tanda tidak tahu.

Ayah tidak mahu tanya Kak Cik dan Adik yang sedang melayan facebook. Ayah tahu yang Ayah tidak akan dapat jawapan yang ayah  mahu.


Tidak ada siapa tahu di mana Mak. Tidak ada siapa merasa ingin tahu di mana Mak. Mata dan hati anak-anak Mak tidak pada Mak. Hanya mata dan hati Ayah yang mencari-cari di mana Mak.

Tidak ada anak-anak Mak yang tahu setiap kali ayah  bertanya, "Mana Mak?"

Tiba-tiba adik bungsu bersuara, “Mak ni dah senja-senja pun merayap lagi. Tak reti nak balik!!”
Tersentap hati Ayah mendengar  kata-kata Adik.

Dulu anak-anak Mak akan berlari mendakap Mak apabila balik dari sekolah. Mereka akan tanya "Mana Mak?" apabila Mak tidak menunggu mereka di depan pintu.

Mereka akan tanya, "Mana Mak." Apabila dapat nomor 1 atau kaki melecet main bola di padang  sekolah.  Mak  resah apabila anak-anak Mak lambat balik. Mak  mahu tahu di mana semua anak-anaknya berada setiap waktu dan setiap ketika.

Sekarang anak-anak sudah besar. Sudah lama anak-anak Mak tidak bertanya 'Mana Mak?"


Semakin anak-anak  Mak besar, soalan "Mana Mak?" semakin hilang dari bibir anak-anak Mak .
Ayah berdiri di depan pintu menunggu Mak. Ayah resah menunggu Mak kerana sudah senja sebegini Mak masih belum balik. Ayah risau kerana sejak akhir-akhir ini Mak selalu mengadu sakit lutut.

Dari jauh kelihatan sosok Mak berjalan  memakai payung yang sudah uzur. Besi-besi payung tercacak keluar dari kainnya. Hujan masih belum berhenti. Mak menjinjit dua bungkusan plastik. Sudah kebiasaan  bagi Mak, Mak akan bawa sesuatu untuk anak-anak Mak apabila pulang dari berjalan. 

Sampai di halaman rumah Mak berhenti di depan deretan kereta anak-anak Mak. Mak buangkan daun-daun yang mengotori kereta anak-anak Mak. Mak usap bahagian depan kereta Ateh perlahan-lahan. Mak rasakan seperti mengusap kepala Ateh waktu Ateh kecil. Mak senyum. Kedua bibir Mak diketap repat. Senyum tertahan, hanya Ayah yang faham. Sekarang Mak tidak dapat lagi merasa mengusap kepala anak-anak seperti masa anak-anak Mak kecil dulu. Mereka sudah besar. Mak takut anak Mak akan menepis tangan Mak kalau Mak  lakukannya.


Lima buah kereta milik anak-anak Mak berdiri megah. Kereta Ateh paling gah. Mak tidak tahu pun apa kehebatan kereta Ateh itu. Mak cuma suka warnanya. Kereta warna merah bata, warna kesukaan Mak. Mak belum merasa naik kereta anak Mak yang ini.
Baju mak basah kena hujan. Ayah tutupkan payung mak. Mak bagi salam. Salam Mak tidak berjawab. Terketar-ketar lutut Mak melangkah anak tangga. Ayah pimpin Mak masuk ke rumah. Lutut Mak sakit lagi.

Mak letakkan  bungkusan di atas meja. Sebungkus rebung dan sebungkus  kueh koci pemberian Mak Uda untuk anak-anak Mak. Mak Uda tahu anak-anak Mak suka makan kueh koci dan Mak malu untuk meminta untuk bawa balik. Namun raut wajah Mak sudah cukup membuat Mak Uda  faham.

Semasa menerima bungkusan kueh koci dari Mak Uda tadi, Mak  sempat berkata kepada Mak Uda, "Wah berebutlah budak-budak tu nanti nampak kueh koci kamu ni."  

Sekurang-kurangnya itulah bayangan Mak. Mak bayangkan anak-anak Mak sedang gembira menikmati kueh koci sebagimana masa anak-anak Mak kecil dulu. Mereka berebut dan Mak jadi hakim pembuat keputusan muktamat. Sering kali Mak akan beri bahagian Mak supaya anak-anak Mak puas makan. Bayangan itu sering singgah di kepala Mak.

Ayah suruh Mak tukar baju yang basah itu. Mak akur.

Selepas Mak tukar baju, Ayah iring Mak ke dapur.  Mak ajak anak-anak Mak makan kueh koci. Tidak seorang pun yang menoleh kepada Mak. Mata dan hati anak-anak Mak sudah bukan pada Mak lagi.

Mak hanya tunduk, akur dengan keadaan.

Ayah tahu Mak sudah tidak boleh mengharapkan anak-anak melompat-lompat gembira  dan  berlari mendakapnya seperti dulu.


Ayah temankan Mak makan. Mak menyuap nasi perlahan-lahan, masih mengharapkan anak-anak Mak akan makan bersama. Setiap hari Mak berharap begitu. Hanya Ayah yang duduk bersama Mak di meja makan  setiap malam.

Ayah tahu Mak penat sebab berjalan jauh. Siang tadi Mak pergi ke rumah Mak Uda di kampung seberang untuk mencari rebung. Mak hendak  masak rebung masak lemak cili api dengan ikan masin kesukaan anak-anak Mak.
Ayah tanya Mak kenapa Mak tidak telepon suruh anak-anak jemput. Mak jawab, "Saya dah suruh Uda telepon budak-budak ni tadi. Tapi Uda kata semua tak  berangkat."

Mak  minta Mak Uda telepon anak-anak yang Mak tidak boleh berjalan  balik sebab hujan. Lutut Mak akan sakit kalau sejuk. Ada sedikit harapan di hati Mak agar salah seorang anak Mak akan menjemput Mak dengan kereta.  Mak teringin kalau Ateh yang datang menjemput Mak dengan kereta barunya. Tidak ada siapa yang datang jemput Mak.


Mak tahu anak-anak mak tidak sedar telepon berbunyi. Mak  ingat kata-kata ayah , “Kita tak usah susahkan anak-anak. Selagi kita mampu kita buat saja sendiri apa-apa pun.  Mereka ada kehidupan masing-masing. Tak p ayah  sedih-sedih. Maafkan sajalah anak-anak kita. Tak apalah kalau tak merasa  menaiki kereta mereka sekarang. Nanti kalau kita mati kita masih ada peluang  merasa anak-anak   mengangkat kita kat bahu mereka.”
Mak faham buah hati Mak semua sudah besar. Along dan Angah sudah beristeri. Ateh, Alang, Kak Cik dan Adik masing-masing sudah punya buah hati sendiri yang sudah mengambil tempat Mak di hati anak-anak Mak.

Pada suapan terakhir, setitik air mata Mak jatuh ke pinggan.


Kueh koci masih belum diusik oleh anak-anak Mak.

Beberapa tahun kemudian

Mak Uda tanya  Along, Angah, Ateh, Alang, Kak Cik dan Adik, “Mana mak?”.

Hanya Adik yang jawab, “Mak dah tak ada.”
Along, Angah, Ateh, Alang, Kak Cik dan Adik tidak sempat melihat Mak waktu Mak sakit.

Kini Mak sudah berada di sisi Tuhannya bukan di sisi anak-anak Mak lagi.


Dalam isakan tangis, Along, Angah, Ateh, Alang, Kak Cik dan Adik menerpa kubur Mak.  Hanya batu nisan yang berdiri terpacak. Batu nisan Mak tidak boleh bersuara. Batu nisan tidak ada tangan macam tangan Mak yang selalu memeluk erat anak-anaknya apabila anak-anak datang menerpa  Mak semasa anak-anak Mak kecil dulu.
Mak pergi semasa Along, Angah, Ateh, Alang, Kak Cik dan Adik berada jauh di bandar. Kata Along, Angah, Ateh, Alang, Kak Cik dan Adik mereka tidak dengar handphone berbunyi semasa ayah  telepon untuk beritahu mak sakit tenat.


Mak faham, mata dan telinga anak-anak Mak adalah untuk orang lain bukan untuk Mak.

Hati anak-anak Mak bukan milik Mak lagi. Hanya hati Mak yang tidak pernah diberikan kepada sesiapa, hanya untuk anak-anak Mak..

Mak tidak sempat merasa diangkat di atas bahu anak-anak Mak. Hanya bahu ayah yang sempat mengangkat jenazah Mak dalam hujan renyai.

Ayah sedih sebab tiada lagi suara Mak yang akan menjawab soalan Ayah,

"Mana Along?" , "Mana Angah?", "Mana Ateh?", "Mana Alang?", "Mana Kak Cik?" atau "Mana Adik?".  Hanya Mak saja yang rajin menjawab soalan ayah  itu dan jawapan Mak memang tidak pernah silap. Mak sentiasa yakin dengan jawapannya sebab mak ambil tahu di mana anak-anaknya berada pada setiap waktu dan setiap ketika. Anak-anak Mak sentiasa di hati Mak tetapi hati anak-anak Mak ada orang lain yang mengisinya.
Ayah sedih. Di tepi kubur Mak, Ayah bermonolog sendiri, "Mulai hari ini  tidak perlu bertanya lagi kepada Along, Angah, Ateh, Alang, Kak Cik dan Adik , "Mana mak?" "

Kereta merah Ateh bergerak perlahan membawa Ayah pulang. Along, Angah, Alang dan Adik mengikut dari belakang. Hati ayah  hancur teringat hajat Mak untuk naik kereta merah Ateh tidak kesampaian. Ayah terbayang kata-kata Mak malam itu, "Cantiknya kereta Ateh, kan Bang? Besok-besok Ateh bawalah kita jalan-jalan kat Kuala  Lumpur tu. Saya akan buat kueh koci buat bekal."

"Ayah, ayah ....bangun." Suara Ateh memanggil ayah . Ayah pengsan sewaktu turun dari kereta Ateh..

Terketar-ketar ayah bersuara, "Mana Mak?"   


Ayah  tidak mampu berhenti menanya soalan itu. Sudah 10 tahun Mak pergi namun soalan "Mana Mak?"  masih sering keluar dari mulut Ayah sehingga ke akhir usia.

Sebuah cerita pendek buat tatapan anak-anak yang kadang-kadang lupa perasaan ibu. Kata orang hidup seorang ibu waktu muda dilambung resah, apabila tua dilambung rasa. Kata Rasulullah saw. ibu 3 kali lebih utama dari ayah . Bayangkanlah berapa kali ibu lebih utama dari isteri, pekerjaan dan anak-anak sebenarnyaSolat sunat pun Allah suruh berhenti apabila ibu memanggil. Berapa kerapkah kita membiarkan deringan telepon panggilan dari ibu tanpa berjawab?


Cerita ini dikongsi dari laman FB.