Coba anda lempar sebutir kerikil ke dalam telaga yang tenang.
Berpusat dari tempat jatuhnya kerikil itu akan tercipta sebuah
riak gelombang yang mengalun ke penjuru telaga. Kini, bisakah
anda menghentikan laju riak gelombang itu? Mungkin anda mencoba
dengan memasukkan telapak tangan anda ke dalam air. Atau,
menghadangnya dengan ke dua belah kaki anda. Namun yang terjadi
adalah semakin banyak anda melakukan sesuatu pada permukaan
telaga, semakin banyak riak gelombang baru bermunculan. Satu-
satunya cara menghentikan laju riak gelombang itu hanyalah
dengan membiarkannya berhenti sendiri.


Demikian pula dengan ketenangan dan pikiran. Semakin keras
anda melakukan sesuatu pada pikiran anda, semakin sulit anda
mencapai ketenangan itu. Amati saja. Jangan tolak atau
menghentikan riak pikiran anda. Biarkan pikiran berangsur-
angsur tenang. Ketenangan diri dimulai dari ketenangan pikiran;
sedangkan ketenangan pikiran bermula dari ketenangan bernafas.
Dalam nafas yang tenang temukan jiwa yang tenang.
Bila tak seorang pun berbelas kasih pada kesulitan anda.Atau, tak ada yang mau merayakan keberhasilan anda.Atau tak seorang pun bersedia mendengarkan, memandang,memperhatikan apa pun pada diri anda. Jangan masukkan ke dalam hati.

Manusia selalu disibukkan oleh urusannya sendiri.Manusia kebanyakan mendahulukan kepentingannya sendiri.Anda tak perlu memasukkan itu ke dalam hati.Karena hanya akan menyesakkan dan membebani langkah anda.Ringankan hidup anda dengan memberi pada orang lain.
Semakin banyak anda memberi semakin mudah anda memikul hidup ini.


Berdirilah di depan jendela, pandanglah keluar.Tanyakan pada diri sendiri, apa yang bisa anda berikan pada dunia ini.Pasti ada alasan kuat mengapa anda hadir di sini.Bukan untuk merengek atau meminta dunia menyanjung anda.

Keberadaan anda bukan untuk kesia-siaan.Bahkan seekor cacing pun dihidupkan untuk menggemburkan tanah.Dan, sebongkah batu dipadatkan untuk menahan gunung.

Alangkah hebatnya anda dengan segala kekuatan yang takdimiliki siapapun untuk mengubah dunia. Itu hanya terwujud bila anda mau memberikannya

sumber:www.gsog.org
Saya mengambil contoh yaitu perusahaan yang eksis di dunia perfilman yaitu TRANS TV, dimana kalau menurut saya pemimpinnya telah melakukan fungsi kepemimpinan sesuai penentu arah yang melalui 4 keputusan, yaitu strategis, taktis, teknis dan operasional.





Latar Belakang kepemimpinan pada dasarnya berhubungan dengan keterampilan, percakapan dan tingkat pengaruh yang dimiliki seseorang. Setiap perusahaan besar pasti memiliki pemimpin yang berperilaku baik yang menyangkut sifat, bentuk dan intensitas perhatianya terhadap bawahan seperti :
a. Suasana saling percaya mempercayai
b. Penghargaan terhadap ide bawahan
c. Memperhitungkan perasaan bawahan
d. Perhatian pada kenyamanan kerja bawahan
e. Perhatian pada kesejathteraan bawahan
f. Pengakuan atas status para bawahan secara tepat
g. Memperhitungkan faktor kepuasan kerja bawahan

Menurut saya pemimpin TRANS TV sudah dapat melakukan hal – hal yang dilakukan diatas.

a. STRATEGIS. Menurut pendapat saya strategis adalah tepat, TRANS TV sudah dapat disebut strategis dikarenakan pemimpimya dapat menentukan lokasi tempat TRANS TV yang berada di jantung kota jakarta, dan tempat tersebut sangat mudah untuk didatangi, dikarenakan dekat dengan jalan tol, dan lokasinya bebas dari kemacetan, dan pemimpinya dapat menentukkan letak dalam proses syuting semaksimal mungkin dan seefisien mungkin, sehingga terlihat di layar televisi seperti tampak lebih luas dibandingkan aslinya. Dan pemimpinya juga sangat tepat dalam menentukkan tema pertelevisian yang mengedepankan humor, dikarenakan humor sangat diminati oleh sebagian besar manusia, untuk menghilangkan kejenuhan, untuk melepaskan rasa lelah. Contoh realnya yaitu : ceriwis, gong show, extravaganza, suami – suami takut istri dan lain sebagainya. Saya saja salah satu fans yang namanya acara gong show, dikarenakan sangat menghibur sekali. Lalu pemimpinya juga berani mengeluarkan film – film yang seperti bioskop – bioskop pada umumnya yang disebut acara box office trans tv, disini terdapat film – film pilihan luar negeri yang cukup bagus dan disiarkannya hampir setiap hari, ini sangat banyak diminati oleh para peminat yang hobi sekali dengan nonton film. Dan yang paling cukup penting adalah pemimpinya tepat dalam membuat antena siaran yang sangat tinggi, dikarenakan TRANS TV dapat diminati hampir seluruh wilayah nusantara indonesia dari sabang sampai merauke dengan jelas, dan juga pemimpinya sangat tepat dalam membuat pakaian crew – crew TRANS TV yang menurut saya sangat keren dan berwibawa, tidak terkesan norak, tetapi terkesan elegan dan mewah.

b. TAKTIS. Menurut pendapat saya taktis adalah siasat, akal, daya dan upaya. Pemimpin TRANS TV sangat pintar sekali mensiasati bagaimana perusahaanya dapat berkembang dengan pesat, yaitu dalam memilih crew – crew dalam organisasi, pemimpinya tersebut sangat berupaya untuk mendapatkan crew – crew yang memiliki kreatifitas, loyalitas yang tinggi. Tidak lama ini TRANS TV baru saja berhasil membeli saluaran tv lain yang bernama TV7 yang sekarang berubah menjadi TRANS 7 , ini adalah suatu bukti bahwa TRANS TV sangat berkembang secara pesat, TRANS 7 sekarang bisa disebut anak dari TRANS TV yang sama- sama eksis di pertelevisian nasional. Pemimpinya juga sangat pintar mensiasati bagaimana peminat tidak bosan dengan acara – acara yang disiarkan di TRANS TV, dengan cara menampilkan acara – acara baru yang sangat menghibur dan dapat dijadikan sebagai contoh acara yang berkwalitas.

c. TEKNIS. Menurut pendapat saya TRANS TV dilihat dari teknisnya sudah bisa dibilang berhasil. Dikarenakan selama saya menonton acara TRANS TV hampir tidak adanya kesalahan dalam siaranya, dan teknis lapanganya sangat menjanjikan. Pemimpin TRANS TV memang mengedepankan kepuasan peminat dalam bentuk apapun. Jadinya pemimpin sangat mempertimbangkan teknis dalam pencapaian tujuan yang diharapkan bersama – sama baik jangka pendek maupun panjang

d. OPERASIONAL. Menurut pendapat saya TRANS TV sudah memiliki operasional yang sangat mendukung, yaitu dilihat dari transport operasional, sudah sangat banyak sekali, hampir tersebar dimana – mana, dan dilihat dari crew operasionalnya sangat berwibawa dan sangat ramah dalam pelayanan kepada peminatnya, pemimpinya juga membuat jadwal operasional siaran yang sangat menunjang sekali, dilihat dalam bentuknya TRANS TV ini tidak terlalu malam, tidak seperti saluran TV lainnya yang bisa 24 jam terus siaran.

Harapan saya mudah – mudahan TRANS TV dapat tetap mempertahankan keeksisanya di dunia pertelevisian, dikarenakan sangat ketat sekali persaingan di dunia pertelevisian sekarang ini, untuk saat ini saya sangat salut dan bangga terhadap TRANS TV yang sangat saya kagumi sampai saat ini.






Untuk tutorial yang kedua disini saya ingin mencoba belajar dengan menjadikan suatu gambar yang dapat dijadikan bingkai untuk gambar tersebut dengan menggunakan teknik ngeblur. Pertama pilih salah satu gambar yang ingin dijadikan percobaan.

















Tekan ctrl A untuk menyeleksi seluruh area kanvas.









Kemudian kita mengecilkan area seleksi kira – kira setengah ukuran garis seleksi sekarang dengan caranya, menu, select -> transform selection. Digunakan untuk memperbesar, memperkecil area selection, sekarang area selection harus diperkecil.










Sekarang garis seleksi sudah mengecil.Klik menu select -> inverse, yang dipergunakan untuk membalikkan seleksi.Kalau sudah tekan ctrl + i untuk menginvert warna pada bidang yang terseleksi. Hasilnya tampak di bawah ini :










Untuk efek ngeblurnya kita beri filter Glass pada bidang terseleksi. Klik menu Filter -> Distort -> Glass. Lalu biarkan saja seperti defaultnya, tekan OK. Dan hasilnya akan seperti gambar di bawah ini . Tekan Ctrl + D untuk menghilangkan garis seleksi.


Pernahkah kita mengalami ketika hujan deras mengguyur, kita lupa membawa payung. Lalu kita pun berbasah kuyup kedinginan. Namun, ketika kita siapkan jas hujan, justru panas dan terikdatang membakar hari. Sebalkah anda?

Atau mungkin kita pernah terburu-buru mengejar waktu, tetapi perjalanan malah tersendat, seolah membiarkan kita terlambat. Namun, ketika kita ingin melaju dengan tenang, pengendara lain malah membunyikan klakson agar kita mempercepat langkah. Sebalkah anda? Mengapa keadaan seringkali tak bersahabat? Mereka seakan meledek, mengecoh, bahkan tertawa terbahak-bahak.
Inikah yang disebut dengan "ketidakmujuran"?

Sadari saja, itu adalah cara alam menghibur kita. Itulah cara alam mengajak kita tersenyum, menertawakan diri sendiri, dan bergurau secara nyata. Kejengkelan itu muncul dari kerena kita
tak mencoba bersahabat dengan keadaan. Kita hanya mementingkan diri sendiri. Kita lupa bahwa jika toh keinginan kita tidak tercapai, tak ada salahnya kita menyambutnya dengan senyum,
meski serasa kecut, tak apalah.

(submitted by Satriyo H.Wibisono, satriyohw@j...)

Dari Ibnu ‘Umar diriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda,”

`“Barangsiapa memanjangkan pakaiannya karena sombong, maka Allah tidak akan melihatnya kelak di hari kiamat. Kemudian Abu Bakar bertanya, “Sesungguhnya sebagian dari sisi sarungku melebihi mata kaki, kecuali aku menyingsingkannya.” Rasulullah saw menjawab, “Kamu bukan termasuk orang yang melakukan hal itu karena sombong.”[HR. Jama’ah, kecuali Imam Muslim dan Ibnu Majah dan Tirmidiziy tidak menyebutkan penuturan dari Abu Bakar.]

Dari Ibnu ‘Umar dituturkan bahwa Rasulullah saw telah bersabda, “
“Isbal itu bisa terjadi pada sarung, sarung dan jubah. Siapa saja yang memanjangkan pakaiannya karena sombong, maka Allah swt tidak akan melihatnya kelak di hari kiamat.”[HR. Abu Dawud, al-Nasaa`iy, dan Ibnu Majah]

Kata khuyalaa’ berasal dari wazan fu’alaa’. Kata al-khuyalaa’, al-bathara, al-kibru, al-zahw, al-tabakhtur, bermakna sama, yakni sombong dan takabur.

Mengomentari hadits ini, Ibnu Ruslan dari Syarah al-Sunan menyatakan, “Dengan adanya taqyiid “khuyalaa’” (karena sombong) menunjukkan bahwa siapa saja yang memanjangkan kainnya melebihi mata kaki tanpa ada unsur kesombongan, maka dirinya tidak terjatuh dalam perbuatan haram. Hanya saja, perbuatan semacam itu tercela (makruh).”

Imam Nawawiy berkata, “Hukum isbal adalah makruh. Ini adalah pendapat yang dipegang oleh Syafi’iy.

Imam al-Buwaithiy dari al-Syafi’iy dalam Mukhtasharnya berkata, “Isbal dalam sholat maupun di luar sholat karena sombong dan karena sebab lainnya tidak diperbolehkan. Ini didasarkan pada perkataan Rasulullah saw kepada Abu Bakar ra.”

Namun demikian sebagian ‘ulama menyatakan bahwa khuyala’ dalam hadits di atas bukanlah taqyiid. Atas dasar itu, dalam kondisi apapun isbal terlarang dan harus dijauhi. Dalam mengomentari hadits di atas, Ibnu al-‘Arabiy berkata, “Tidak diperbolehkan seorang laki-laki melabuhkan kainnya melebihi mata kaki dan berkata tidak ada pahala jika karena sombong. Sebab, larangan isbal telah terkandung di dalam lafadz.

Tidak seorangpun yang tercakup di dalam lafadz boleh menyelisihinya dan menyatakan bahwa ia tidak tercakup dalam lafadz tersebut; sebab, ‘illatnya sudah tidak ada. Sesungguhnya, sanggahan semacam ini adalah sanggahan yang tidak kuat. Sebab, isbal itu sendiri telah menunjukkan kesombongan dirinya. Walhasil, isbal adalah melabuhkan kain melebihi mata kaki, dan melabuhkan mata kaki identik dengan kesombongan meskipun orang yang melabuhkan kain tersebut tidak bermaksud sombong.”

Mereka juga mengetengahkan riwayat-riwayat yang melarang isbal tanpa ada taqyiid. Riwayat-riwayat itu diantaranya adalah sebagai berikut;

“Angkatlah sarungmu sampai setengah betis, jika engkau tidak suka maka angkatlah hingga di atas kedua mata kakimu. Perhatikanlah, sesungguhnya memanjangkan kain melebihi mata kaki itu termasuk kesombongan. Sedangkan Allah swt tidak menyukai kesombongan.”[HR. Abu Dawud, al-Nasaa’iy, dan Al-Tirmidziy dari haditsnya Jabir bin Salim]

“Tatkala kami bersama Rasulullah saw, datanglah ‘Amru bin Zurarah al-Anshoriy dimana kain sarung dan jubahnya dipanjangkannya melebihi mata kaki (isbal). Selanjutnya, Rasulullah saw segera menyingsingkan sisi pakaiannya (Amru bin Zurarah) dan merendahkan diri karena Allah swt. Kemudian beliau saw bersabda, “Budakmu, anak budakmu dan budak perempuanmu”, hingga ‘Amru bin Zurarah mendengarnya. Lalu, Amru Zurarah berkata, “Ya Rasulullah sesungguhnya saya telah melabuhkan pakaianku melebihi mata kaki.”

Rasulullah saw bersabda, “Wahai ‘Amru, sesungguhnya Allah swt telah menciptakan segala sesuatu dengan sebaik-baiknya. Wahai ‘Amru sesungguhnya Allah swt tidak menyukai orang yang melabuhkan kainnya melebihi mata kaki.” [HR. al-Thabarniy dari haditsnya Abu Umamah] Hadits ini rijalnya tsiqah. Dzahir hadits ini menunjukkan bahwa ‘Amru Zurarah tidak bermaksud sombong ketika melabuhkan kainnya melebihi mata kaki.

Riwayat-riwayat ini memberikan pengertian, bahwa isbal yang dilakukan baik karena sombong atau tidak, hukumnya haram. Akan tetapi, kita tidak boleh mencukupkan diri dengan hadits-hadits seperti ini. Kita mesti mengkompromikan riwayat-riwayat ini dengan riwayat-riwayat lain yang di dalamnya terdapat taqyiid (pembatas) “khuyalaa’”. Kompromi (jam’u) ini harus dilakukan untuk menghindari penelantaran terhadap hadits Rasulullah saw. Sebab, menelantarkan salah satu hadits Rasulullah bisa dianggap mengabaikan sabda Rasulullah saw. Tentunya, perbuatan semacam ini adalah haram.

Berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari Ibnu ‘Umar, yakni perkataan Rasulullah saw kepada Abu Bakar ra (Kamu bukan termasuk orang yang melakukan hal itu karena sombong.”), menunjukkan bahwa manath (obyek) pengharaman isbal adalah karena sombong. Sebab, isbal kadang-kadang dilakukan karena sombong dan kadang-kadang tidak karena sombong. Hadits yang diriwayatkan dari Ibnu ‘Umar telah menunjukkan dengan jelas bahwa isbal yang dilakukan tidak dengan sombong hukumnya tidak haram.

Atas dasar itu, isbal yang diharamkan adalah isbal yang dilakukan dengan kesombongan. Sedangkan isbal yang dilakukan tidak karena sombong, tidaklah diharamkan. Imam Syaukani berkata, “Oleh karena itu, sabda Rasulullah saw,” Perhatikanlah, sesungguhnya memanjangkan kain melebihi mata kaki itu termasuk kesombongan.”[HR. Abu Dawud, al-Nasaa’iy, dan Al-Tirmidziy dari haditsnya Jabir bin Salim], harus dipahami bahwa riwayat ini hanya berlaku bagi orang yang melakukan isbal karena sombong.

Hadits yang menyatakan bahwa isbal adalah kesombongan itu sendiri –yakni riwayat Jabir bin Salim—harus ditolak karena kondisi yang mendesak. Sebab, semua orang memahami bahwa ada sebagian orang yang melabuhkan pakaiannya melebihi mata kaki memang bukan karena sombong. Selain itu, pengertian hadits ini (riwayat Jabir bin Salim) harus ditaqyiid dengan riwayat dari Ibnu ‘Umar yang terdapat dalam shahihain….Sedangkan hadits yang diriwayatkan oleh Abu Umamah yang menyatakan bahwa Allah swt tidak menyukai orang-orang yang sombong hadir dalam bentuk muthlaq, sedangkan hadits yang lain yang diriwayatkan Ibnu ‘Umar datang dalam bentuk muqayyad.

Dalam kondisi semacam ini, membawa muthlaq ke arah muqayyad adalah wajib….”
Dari penjelasan Imam Syaukani di atas kita bisa menyimpulkan, bahwa kesombongan adalah taqyiid atas keharaman isbal. Atas dasar itu, hadits-hadits yang memuthlaqkan keharaman isbal harus ditaqyiid dengan hadits-hadits yang mengandung redaksi “khuyalaa’. Walhasil, isbal yang dilakukan tidak karena sombong, tidak termasuk perbuatan yang haram.

Tidak boleh dinyatakan di sini bahwa hadits yang diriwayatkan dari Ibnu ‘Umar tidak bisa mentaqyiid kemuthlakan hadits-hadits lain yang datang dalam bentuk muthlaq dengan alasan, sebab dan hukumnya berbeda. Tidak bisa dinyatakan demikian. Sebab, hadits-hadits tersebut, sebab dan hukumnya adalah sama. Topik yang dibicarakan dalam hadits tersebut juga sama, yakni sama-sama berbicara tentang pakaian dan cara berpakaian.

Atas dasar itu, kaedah taqyiid dan muqayyad bisa diberlakukan dalam konteks hadits-hadits di atas. Imam Syaukani sendiri membahas masalah isbal ini dengan memasukkannya pada konteks muthlaq wa muqayyad, sedangkan beliau berpendapat bahwa bila sebab dan hukumnya berbeda maka tidak berlaku kaedah taqyiid al-muthlaq. Akan tetapi, beliau memasukkan masalah isbal ini pada konteks taqyiid al-muthlaq. Jadi, menurut Imam Syaukani, sebab dan hukum pada hadits-hadits yang berbicara tentang isbal adalah sama tidak berbeda, sehingga berlakulah kaedah taqyiid al-muthlaq.