Tampilkan postingan dengan label butir. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label butir. Tampilkan semua postingan

Kamis, 20 Juni 2013

Tekstur Batuan Sedimen

Tekstur Batuan Sedimen

Secara umum tekstur adalah aspek batuan yang dipengaruhi oleh ukuran,bentuk, dan keteraturan dari butirannya, sedangkan kemas asalah komponen tekstur yang merupakan hubungan ukuran dan bentuk dari butir .

Unsur - unsur tekstur batuan sedimen antara lain :

Besar Butir (Grain Size)

Skala Besar Butir (Wentworth)
Besar butir adalah unsur utama dari tekstur batuan sedimen klastik, yang berhubungan dengan tingkat energi pada saat transportasi dan pengendapan. Klasifikasi besar butir yang sering dipakai dengan menggunakan skala Wentworth. Klasifikasi besar butir ini sangat penting karena dipakai sebagai salah satu penamaan batuan sedimen.


Derajat Pemilihan (Sorting)

Sorting Batuan Sedimen
Pemilihan adalah derajat kesamaan atau keseragaman antar butir. Tingkat pemilahan  ini dibagi menjadi very well sorted, well sorted, moderally sorted, poorly sorted dan very poorly soorted.

Kebundaran Butir (Rounding)

Kebundaran Butir 
Kebundaran merupakan aspek bentuk butir yang menyatakan keytajaman sudut butiran. Aspek ini mencerminkan tingkat abrasi selama transportasi. Semakin bunda suatu butir ini menandakan asal sumber butiran jauh dari tempat pengendapan sedangkan butir yang lancip menandakan asal butir dekat dengan tempat pengendapan sedimen.

Warna (Colour)
Warna berbagai batuan sedimen menandakan kmposisi butir (sumber)
Warna merupakan salah satu tekstur batuan yang utama. Warna ini mencerminkan komposisi penyusun utama suatu batuan dan menandakan komposisi mineral yang menyusun batuan sedimen. Contoh warna putih menandakan batuan banyak di isi oleh mineral kuarsa, warna merah banyak di isi mineral oksida besi, Sedangkan warna gelap merupakan batuan vulkanik (breksi vulkanik). Identifikasi warna sangat penting untuk membantu mengetahui asal dari penyusun batuan sedimen.

Kemas (Fabrik)

Kemas pada batuan sedimen
Kemas merupakan sifat hubungan anata butir sebagai fungsi orientasi butir dan packing. Secara umum dapat memberikan gambaran tentang arah aliran salam sedimentasi serta keadaan porosias dan permebealitas batuan. Pada batuan dengan kemas tertutup ini menandakan bahwa proses pembentukan  batuan , sedimen datang secara langsung sehingga butiran tidak memiliki ruang kosong. Selain itu kemas dapat juga diakibatkan oleh struktur yang mempengaruhi batuan tersebut.

Komposisi

Komposisi butiran batuan
Komposisi merupakan tekstur batuan sedimen dilihat dari unsur penyusun utama suatu batuan. Komposisi penting untuk mengetahui unsur - unsur yang menyusun batuan. Komposisi batuan sedimen ini penting sebagai penamaan batuan sedimen. Pada batupasir yang kaya akan silika dapat dibagi menjadi wacke yaitu yang mengandung lempung dan lanau diantara butirnya sedangkan arenite yang sedikit kandunan lempungnya. Selain itu juga didapat dari perbandingan komponen kuarsa, feldspar , dan fragmen litik.  

Semen
Hubungan Matriks,butir dan Semen.
Semen merupakan salah satu unsur penting dalam batuan sedimen. Karena dapat menandakan kondisi butiran sedimen saat terjadi pengendapan. Semen sendiri dapat dibagai berbagai macam misalnya semen gampingan , silika, oksida besi. Semen ini menandakan proses diagenesis batuan sedimen sehingga penting untuk mengetahui unsur penyusun sedimen.

Matriks

Matriks merupakan salah satu unsur utama selain butir dan semen.  Matriks merupakan butiran yang ukuran lebih kecil dan mengisi rongga di antara butir dan semen. Matriks ini menandakan proses sedimentasi yang terjadi. Matriks yang banyak menandakan proses berupa arus yang kacau sedangkan matriks yang seikit menandakan proses pengendapan beruapa arus yang konstan.

Tekstur Batuan Sedimen Kristalin


Selain tekstur si atas ada berbagai tektur khusus yang terjadi pada bataun sedimen kristalin misalnya tekstur pertumbuhan mineral setelah pengendapan (oolitik), dan tekstur biogenik hasil dari pengendapan organik karbonat misalnya stromatolit. tekstur hasil dari diagenesa misalnya pressure sulotion atau stylolite.
Tekstur stylolite pada batuan sedimen batugamping


Baca Juga : Struktur Satuan Sedimen
Read More

Sabtu, 21 Juli 2012

Diagenesis Batupasir

1. TINJAUAN DIAGENESIS



Diagenesis meliputi proses fisika dan kimia (Gambar 1). Diagenesis secara fisika meliputi bioturbasi dan kompaksi. Sedangkan secara kimia yaitu sementasi, pelarutan (dissolution), penggantian (replacement), rekristalisasi, dan generasi hidrokarbon (Boggs, 1992 op. cit. Kameda, 2004).

Bioturbasi akan mereworks sedimen yang mengendap dengan cara crawling, burrowing dan sediment-ingesting of organisms, hal ini akan merusak karakteristik ataupun feature dari pengendapan primer. akan tetapi, perubahan porositas oleh kompaksi lebih berpengaruh dibandingkan karena adanya bioturbasi.

Kompaksi merupakan pengurangan atau reduksi dari volume sedimen dan pengurangan porositas oleh pembebanan sedimen dan gaya tektonik. Temperatur juga berpengaruh terhadap kompaksi dengan adanya pressure solution.

Diagenesis secara kimia disebabkan oleh reaksi kimia dalam batuan oleh adanya perubahan tekanan dan temperatur. Seperti kebanyakan sedimen yang terendapkan pada kondisisubaqueously atau di bawah muka air tanah, akan menyebabkan sedimen jenuh air. Selama burial, mineral berada pada kontak atau batas yang konstan yang mengandung salinitas dan kondisi redoks yang beragam. Air pori dapat juga mengandung karbon organik terlarut. Batupasir umumnya memiliki kandungan karbon organik kurang dari 0.5 %  (Boggs, 1992 op. cit. Kameda, 2004). Kandungan organik bersifat reaktif dan dapat menghasilkan reaksi ion hidrogen dan bikarbonat yang merubah kondisi air pori dan menyebabkan ketidakstabilan mineral. Selama early burial, reaksi kima ini akan menyebabkan presipitasi pirit, klorit, illit/smektit, kwarsa dan felspar overgrowth, dan presipitasi semen karbon  (Burley et al., 1985 op. cit. Kameda, 2004).

 2. KOMPAKSI

Kompaksi merupakan salah satu tahapan penting dalam diagenesa batuan. Kompaksi biasanya terjadi segera setelah sedimen diendapkan, terjadi karena adanya pembebanan dari material yang berada di atasnya semakin bertambah. Proses kompaksi ini menyebabkan hubungan antar butir semakin mendekat (grain packing dan grain fabric berubah), mengurangi jarak antar pori (porositas berkurang) dan mengurangi kandungan air yang terdapat pada sedimen tersebut. Adanya kadungan air ini dapat membawa mineral-mineral yang larut, sehingga nantinya menghasilkan mineral-mineral baru yang terdapat pada rongga-rongga batuan. Hal itu dapat memicu terjadinya sementasi sebagai proses pengikatan dari partikel-partikel yang terpisah menjadi bersatu.
Pada tahap yang lebih lanjut, kompaksi dan burialdapat menyebabkan rekristalisasi sehingga menghasilkan batuan menjadi lebih kompak dan keras.
Pada batuan sedimen proses kompaksi akan menghasilkan karakteristik yang berbeda-beda. Dalam hal ini, penulis menekankan kepada proses kompaksi yang terjadi pada batupasir. kita mengetahui bahwa batupasir memiliki jenis yang berbeda-beda pula. Penulis dalam hal ini juga akan menekankan kepada batupasir dengan komposisi utamanya adalah mineral kuarsa.
Pasir memiliki kekompakan yang lebih kecil dibandingkan dengan lumpur (mudrock). Kompaksi yang tidak terlalu besar pengaruhnya pada batupasir dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah :
Pertama, batupasir terdiri dari butiran mineral kuarsa yang berukuran relatif besar. Butiran-butiran kuarsa ini biasanya tidak berubah pada kondisi-kondisi pengendapan. Yang kedua adalah bahwa mudrockmengandung air yang cukup tinggi dan air ini sewaktu-waktu dapat keluar jika mendapat tekanan.
Pada percobaan yang dilakukan di laboratorium, batupasir yang komposisi utamanya adalah mineral kuarsa hanya mengalami perubahan ketebalan sekitar 10 – 15%. Pengaruhnya yaitu kepada rearrangement of grain dan chipping of grain corners.
  
Kompaksi pada batupasir ini dapat terjadi pada dua kondisi, yaitu :

Kondisi Un-Cementedsediment at grain to grain contact .
Kondisi un-cemented dalam hal ini adalah pada kontak antar butirnya. Jika sedimen telah mencapai kondisi yang cukup padat, maka setiap butiran akan menyesuaikan dirinya dan akan berubah mengikuti bidang gelincirnya,  kemudian mengalami reorientasi, dan fracture of radical grains, serta overburden ini ditransformasikan melalui kontak antar butir ini (gambar 2.a).

Adanya gaya (stress) yang kontinu akan menghasilkan dissolution pada daerah kontak antar butirnya (gambar 10.b). ketika terjadi proses disolution compaction, bagian-bagian yang saling bersentuhan kemungkingan akan larut dan  mungkin akan terbawa keluar melalui rongga-rongga yang terdapat diantara butiran–butiran. Menurut Sibley dan Blatt, (1976) fluida dari hasil kompaksi ini dianggap sebagai sumber atau source dari semen selain semen kuarsa dan kalsit. Larutnya kuarsa atau kalsit mungkin terjadi karena precipitasi secara lokal, atau bisa juga terdapat pada larutan yang masuk di antara butiran yang sedang mengalami kompaksi (e.g. Moore, 1985)  
Read More

Jumat, 07 Mei 2010

BATUAN KARBONAT (BATUGAMPING DAN DOLOMIT)



Komponen pembentuk batuan karbonat :

1. Butiran karbonat (allochems): 

·         Butiran skeletal: fragmen bagian yang keras dari organisme yang kalkareous dan cangkang yang tidak pecah seperti moluska, echinoid, ostrakoda, dan foraminifera.

·         Ooid: berbentuk speroidal, butiran berukuran pasir terdiri dari korteks (kulit luar) aragonit atau kalsit yang dibentuk oleh akresi kimia di sekitar inti partikel.

·         Pellets: berbentuk speroidal atau elipsoid, berukuran pasir, terdiri dari mikrit, tidak punya struktur dalam.

·         Litoklas: fragmen batuan karbonat

- Intraklas: fragmen batuan karbonat yang terbentuk lebih awal (berasal dari cekungan yang sama)
- Ekstraklas: fragmen batuan karbonat dari umur yang berbeda atau berasal dari cekungan yang berbeda

2. Matrik lumpur karbonat (mikrit): agregat (kumpulan) kalsit mikrogranular.

3. Semen spar: kalsit granular yang terekristalisasi dalam ruang kosong dalam endapan karbonat atau batugamping, terutama dalam ruang kosong antar butir dan dalam rongga fosil.

Komposisi kimia/mineral:

·         Aragonit CaCO3 (ortorombik): hasil presipitasi langsung dari air laut, bentuk serabut, tidak stabil

·         Kalsit CaCO3 (heksagonal): mineral lebih stabil, berbentuk hablur yaang baik/spar, kalsit bila diberi alizarin red menjadi merah

·         Dolomit CaMg(CO3)2: berbentuk belah ketupat, tidak bereaksi dengan alizarin red, kebanyak hasil dolomitisasi dari kalsit

·         High Magnesium Calcite: larutan padat MgCO3 dalam kalsit

·         Magnesit MgCO3: biasanya berasosiasi dengan evaporit

·         Siderit FeCO3


Tekstur batuan karbonat:

1.   Tekstur primer, menyangkut:

Kerangka organik (organic framework texture)

Klastik (clastic texture)

Masa dasar (matrix texture)

2. Tekstur sekunder / Tekstur Diagenesa, menyangkut kehabluran / crystalinity yang diperlihatkan oleh: 

Semen yang mengisi rongga-rongga antar butir

Rekristalisasi sebagian atau seluruh masa dasar maupun kerangka/butiran 



KLASIFIKASI BATUAN KARBONAT

Klasifikasi Grabau

berdasarkan ukuran butir:  

 - kalsirudit (> 2mm)

- kalkarenit (62 mm – 2 mm) 

- kalsilutit (< 62 mm)


Klasifikasi Folk

Berdasarkan komposisi: allochem, matiks, dan semen 

Bio (butiran skeletal), oo (ooid), pel (peloid), intra (intraklas)

macam-macam : Biosparit (komponen bioklas, dominan kalsit spar); pelsparit, oosparit, intrasparit,  biolithit (berasal dari terumbu)   

Klasifikasi Dunham

Berdasarkan tekstur à proporsi dari butiran vs matriks

Mudstone: lumpur karbonat>>>butiran (mud supported), butiran < 10%

Wackestone: lumpur karbonat>butiran (grain-mud supported), butiran> 10%

Packestone: butiran>lumpur karbonat (mud-grain supported)

Grainstone: butiran>>>lumpur karbonat (grain supported)

Boundstone: terdiri dari kerangka

Crystalline carbonate: terdiri dari kristal, tekstur pengendapan tidak diketahui

Klasifikasi Embry & Klovan

Berdasarkan terdapatnya lumpur karbonat diantara kerangka atau pecahan-pecahan kerangka 

Framestone: terdiri seluruhnya dari kerangka organik seperti koral, bryozoa, ganggang, matriks <10%

Bindstone: terdiri dari kerangka/pecahan kerangka organik seperti koral, yang telah diikat kembali oleh kerak lapisan-lapisan (encrusting) gamping yang dikeluarkan oleh ganggang merah

Bafflestone: terdiri dari kerangka organik seperti koral dalam posisi tumbuh dan diselimuti oleh lumpur gamping

Rudstone: hasil rombakan suatu terumbu dan terkumpul setempat atau ditransport oleh gaya berat, tanpa adanya lumpur gamping diantara fragmen-fragmennya

Floatstone: terdiri dari potongan-potongan kerangka organik yang mengambang dalam lumpur gamping

 

 


 


Read More